Sahabat.com - Banjar Kaja, Sesetan, Kota Denpasar, Bali, kembali menggelar Sesetan Heritage Omed-omedan Festival 2023 di mana pada tahun sebelumnya kegiatan ini ditiadakan karena adanya kebijakan PPKM pandemi COVID-19.
“Omed-omedan berasal dari kata omed yang artinya tarik, jadi Omed-omedan itu tarik menarik yang dilakukan oleh sepasang kelompok wanita dan laki-laki. Jadi yang di depan didorong untuk rangkulan atau pelukan terus nanti ditarik oleh masing-masing kelompok dan disiram air,” kata I Made Sutama, Kelian Adat Banjar Kaja Sesetan di Denpasar, Kamis.
Setelah kebijakan PPKM pandemi COVID-19 dicabut pemerintah, I Made Sutama menjelaskan bahwa tradisi ini kembali digelar dan dapat disaksikan oleh seluruh masyarakat umum.
“Dulu pas Covid, festivalnya tidak kami gelar, untuk Omed-omedannya tetap ada meskipun sangat terbatas karena mengikuti anjuran pemerintah dan dilaksanakan di dalam balai Banjar secara tertutup. Sekarang karena pandemi sudah landai kami sudah dapat izin dari pemerintah untuk kembali menggelar festival ini,” katanya.
I Made Sutama menjelaskan bahwa tujuan omed-omedan dilakukan adalah untuk menyambut dan merayakan pergantian tahun Saka Hari Suci Nyepi dan pertama kali digelar pada abad ke-17.
“Tradisi omed-omedan mungkin hanya satu-satunya yang ada di dunia, karena ini memang khusus hanya ada di Banjar Kaja Desa Adat Sesetan,” kata I Made Sutama.
Peserta yang mengikuti tradisi omed-omedan merupakan para pemuda yang berasal dari Banjar Kaja Desa Adat Sesetan.
“Yang melaksanakan omed-omedan ini khusus untuk pemuda Banjar Kaja yang umurnya sudah 17 tahun karena mereka juga jadi panitia. Awalnya dilaksanakan oleh krama, jadi dulu orang tua yang terlibat. Untuk melestarikan tradisi ini, dari tahun 90an anak muda sudah kami libatkan,” kata I Made Sutama.
Dengan dilaksanakannya tradisi Omed-omedan setelah hari Suci Nyepi ini, I Made Sutama berharap agar generasi muda dapat terus melestarikan tradisi Omed-omedan ini.
“Saya sebagai Kelian Adat di sini berharap kepada para generasi muda untuk terus melestarikan tradisi ini, kami sangat mengapresiasi anak-anak kami karena telah menjalankan acara ini dengan baik, dan untuk kedepannya pasti jauh lebih baik dengan adanya inovasi-inovasi lain,” katanya.
Sementara itu Nyoman, salah seorang peserta Omed-omedan mengatakan akan selalu mendukung tradisi Omed-omedan.
“Saya sama teman-teman di sini akan selalu men-support tradisi Omed-omedan ini, soalnya ini kan asli dari Banjar kami ya jadi harus terus dilestarikan,” tutur Nyoman.(Ant)
0 Komentar
PWI dan Laskar Sabilillah Ajak Rakyat Bersatu, Tolak Semua Provokasi!
KPAI Dapati 1,14 Juta Anak Masih Jadi Pekerja Anak
Kasad Panen Raya Jagung dan Singkong di Lahan Ketahanan Pangan Kostrad Ciemas Sukabumi
Siap Galau Bareng Lyodra hingga Afgan di Pesona Nusantara NTV
Tokoh Adat Ungkap Kedekatan PLN dengan Masyarakat di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
PLN UIP Nusra Kembangkan Berbagai Sektor Potensial di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
Polda Metro Jaya Tangkap Kekasih Artis Tamara Tyasmara
Tanggul wulan Jebol, Jalur Pantura-kudus Terputus
Wakapolri Tegaskan Tidak Ada Instruksi Video Testimoni Rektor
AMIN Gelar Kampanye Akbar di JIS, Ini Tiga Lokasi Parkir Kendaraan
Leave a comment