Bantul Distribusikan Air Bersih 1,3 Juta Liter ke Lokasi Kekeringan

12 September 2023 09:55
Penulis: Alber Laia, news
Tangki air yang ada di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. (ANTARA/Hery Sidik)

Sahabat.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bersama Palang Merah Indonesia dan Dinas Sosial Tagana setempat hingga 11 September telah mendistribusikan bantuan air bersih sebanyak 1,3 juta liter ke lokasi terdampak kekeringan.

 
"Distribusi air bersih Kabupaten Bantul dimulai sejak 1 Juli sampai 11 September 2023. Dan ini masih berlanjut, hampir setiap hari," kata Komandan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Bantul Aka Luk Luk Firmansyah saat dikonfirmasi di Bantul, Selasa.

 
Dia menyebut, sebanyak 1.370.000 atau 1,3 liter air itu didistribusikan ke lokasi kekeringan di tujuh kecamatan, meliputi 11 kelurahan dan 18 pedukuhan. Sementara jumlah keluarga yang terdampak kekeringan, sebanyak 3.493 keluarga (KK) atau 13.814 jiwa.

 
Bantuan air bersih itu 1,3 juta liter atau setara 274 tangki tersebut, kata dia, disalurkan melalui tiga instansi terkait, yaitu BPBD Bantul sebanyak 79 tangki air, kemudian PMI Bantul sebanyak 113 tangki, dan Dinsos Tagana Bantul sebanyak 82 tangki.

 
Dia menyebutkan wilayah Kecamatan Dlingo merupakan lokasi terbanyak mendapat bantuan air bersih yaitu sebanyak 855 ribu liter atau 171 tangki, kemudian wilayah Kasihan 265 ribu liter atau 53 tangki, dan wilayah Imogiri sebanyak 80 ribu liter atau 16 tangki.

 
Menurut dia, bantuan air bersih dalam penanganan dampak kekeringan itu mengacu pada SK Bupati Nomor 380 Tahun 2023 tentang Perpanjangan Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan di Bantul, mulai 4 September sampai 30 November 2023.

 
"Musim kemarau pada tahun ini dipengaruhi dampak El Nino, jadi iklimnya lebih kering, sehingga berdampak bagi wilayah yang memiliki potensi kekeringan," katanya.

 
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bantul Antoni Hutagaol mengatakan status siaga kekeringan di Bantul diperpanjang hingga 30 November dari sebelumnya berakhir 4 September, karena berdasarkan rapat bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) beberapa waktu lalu potensi kemarau masih terjadi.

 
"Kita kemarin rapat di DIY, dan BMKG menyatakan awal Desember baru mulai hujan, tetapi tidak berarti intensitas hujan tinggi, dan diprediksi bisa Januari, jadi Desember nanti situasi masih kering, masih kemarau," katanya.

 
Dia mengatakan, dengan perpanjangan status siaga darurat kekeringan, maka penanganan kejadian kekeringan secara bersama oleh instansi terkait masih terus berlanjut, seperti melakukan distribusi bantuan air bersih ke wilayah terdampak kekeringan.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment