BKKBN Jatim Lakukan Monev Orientasi TPK dalam Penurunan Stunting

11 April 2023 12:08
Penulis: Alber Laia, news
Perwakilan BKKBN Jawa Timur saat melakukan monitoring dan evaluasi (monev) orientasi Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam program percepatan penurunan stunting. (ANTARA/HO-BKKBN Jatim)

Sahabat.com - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur melakukan monitoring dan evaluasi (monev) orientasi Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam program percepatan penurunan stunting.

"Orientasi ini dilakukan di empat kabupaten/kota antara lain Kota Surabaya, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Jember," kata Ketua Tim Kerja Pelatihan dan Pengembangan Perwakilan BKKBN Jatim, Sukamto di Surabaya, Selasa.

Sukamto menjelaskan untuk program percepatan penurunan stunting telah dibentuk Tim Pendamping Keluarga dengan bertugas untuk mendeteksi dini faktor risiko stunting yang bertujuan untuk meningkatkan akses informasi dan pelayanan keluarga beresiko stunting.

"Pada April 2023 ini, pelaksanaan orientasi TPK termin kedua dilakukan di empat kabupaten/kota dengan bertempat di 665 Kecamatan, diikuti sebanyak 93.729 orang dan 1.875 kegiatan," ujar Sukamto.

Lebih lanjut, Sukamto mengatakan, monev yang dilakukan Perwakilan BKKBN Jatim bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

"Agar kegiatan orientasi TPK ini akuntabel sebagaimana prinsip belanja atau penerimaan, yaitu tepat bukti, tepat nilai, tepat kejadian dan tepat waktu," kata dia.

Sukamto menjelaskan alasan mengapa harus dilakukan monev, Sukamto menjelaskan karena biaya operasional TPK masih diberikan oleh Pemerintah Pusat melalui DAK-BOKB (APBD) di masing-masing Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten/Kota yang sesuai dengan Per-BKKBB nomor 13 tahun 2022 tentang Juknis penggunaan Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) tahun anggaran 2023.

Sementara itu, Ketua Tim Monev Orientasi TPK BKKBN Jatim, Totok Akbar menjelaskan berdasarkan data survei status gizi balita (SSGBI-2019) sebesar 26,86 persen turun sebesar 3.36 persen menjadi 23,5 persen di SSGI 2021. Angka ini terus turun sebesar 4.3 persen atau menjadi 19.2 persen berdasarkan data SSGI 2022.

"Para peserta akan mendapatkan materi antara lain konsep dasar stunting dan 1.000 TPK, mekanisme kerja TPK, penggunaan aplikasi Elsimil V. 2, peran strategis Kampung KB dan komunikasi antar pribadi (KAP) dalam PPS," ujarnya.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment