Dinas Kesehatan: Angka Stunting di Cilacap Turun

21 November 2023 02:26
Penulis: Habieb Febriansyah, news
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap Pramesti Griana Dewi. ANTARA/Dokumentasi Pribadi

Sahabat.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, angka stunting di wilayah itu alami penurunan dari 4.494 kasus pada bulan Januari 2023 menjadi 2.455 kasus pada bulan Oktober.

Kepala Dinkes Kabupaten Cilacap Pramesti Griana Dewi di Cilacap, Rabu, mengatakan penurunan angka stunting tersebut terjadi berkat berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Cilacap bersama seluruh pemangku kepentingan.

"Kabupaten Cilacap memang angka stuntingnya cukup tinggi dan sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo waktu itu bahwa semua kabupaten/kota diminta untuk melakukan percepatan penurunan stunting," katanya

Oleh karena itu, kata dia, Pemkab Cilacap membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) pada bulan April 2022.

Kemudian pada bulan November 2022, lanjut dia, Penjabat Bupati Cilacap Yunita Dyah Suminar (Pj Bupati Cilacap periode 2022-2023, red.) yang baru dilantik membuat satu ide, terobosan, ataupun inovasi untuk lebih menajamkan upaya percepatan penurunan stunting tersebut

"Jadi, dari TPPS sudah melaksanakan berbagai kegiatan sejak dari perencanaan, kemudian pelaksanaan, maupun mengoordinasi semua lintas sektor yang terkait. Kemudian dari Pemkab Cilacap dan Dinas Kesehatan, dalam hal ini membuat suatu terobosan berupa inovasi yang disebut dengan Kancing Merah, yaitu Gerakan Cegah Stunting Masa Depan Cerah," katanya menjelaskan

Dia mengatakan inovasi yang berhubungan langsung dengan upaya untuk percepatan penurunan stunting tersebut dimulai sejak bulan Januari 2023 dan masih berjalan sampai dengan saat ini.

Dalam pelaksanaannya, kata dia, inovasi Kancing Merah ini meliputi enam pilar kegiatan yang meliputi mengonsumsi gizi seimbang, kemudian air susu ibu (ASI) ekslusif 6 bulan, rutin ke posyandu, menggunakan jamban sehat, cuci tangan pakai sabun, dan menggunakan air bersih

"Dengan keenam pilar tersebut, kita semua berupaya untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Cilacap," katanya.

Dia mengatakan kegiatan tersebut didukung dengan penganggaran yang cukup karena ada peningkatan jumlah anggaran untuk stunting dari Rp12,7 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp72,7 miliar pada 2023.

Menurut dia, anggaran penanganan stunting tersebut berasal dari berbagai sumber seperti APBD, Dana Desa untuk pemberian makanan tambahan (PMT), program tanggung jawab sosial lingkungan, anggaran stunting reguler di desa, dan bantuan operasional penyelenggaraan (BOP) untuk pengadaan beras fortifikasi

"Kegiatan yang sudah rutin dilaksanakan di Dinas Kesehatan yang didukung puskesmas dan posyandu, yaitu penimbangan serentak untuk mengidentifikasi balita yang berisiko stunting," katanya.

Pramesti mengatakan dari kegiatan penimbangan serentak itu akan terlihat berapa jumlahnya balita yang mengalami stunting atau mengalami gizi kurang ataupun mengalami gizi buruk.

Pada awal kegiatan, kata dia, pihaknya melakukan penimbangan serentak kepada seluruh balita yang ada di Cilacap didapatkan sejumlah 4.494 balita yang stunting maupun potensi stunting.

"Ini kita lakukan intervensi dengan pemberian makanan tambahan lokal, kemudian juga pola asuh, pola pemberian makan, menguatkan edukasi ibu-ibu balita, dan juga memperbaiki menu makanan maupun cara pemberian makan. Saat dilakukan evaluasi sejak Triwulan I, Triwulan II, dan Triwulan III sudah terlihat penurunannya," katanya.

Selanjutnya pada Triwulan IV atau bulan Oktober 2023, kata dia, didapatkan angka stunting yang sebelumnya mencapai 4.494 kasus itu turun menjadi 2.455 kasus atau terjadi penurunan sebanyak 45 persen.

Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pihaknya akan terus berupaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Cilacap hingga mencapai target prevalensi yang ditetapkan pemerintah sebesar 14 persen pada tahun 2024.

"Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka prevalensi stunting di Cilacap sebesar 17,6 persen atau di bawah nasional yang mencapai 21,6 persen maupun Jawa Tengah yang sebesar 20,8 persen," katanya.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment