Dinkes Kudus Gelar Latihan Penggunaan Antropometri Guna Tekan Stunting

07 Juni 2023 10:47
Penulis: Alber Laia, news
Pelatihan penggunaan antropometri untuk deteksi dini kasus stunting atau tengkes di Hotel @Hom Kudus, Jawa Tengah, Rabu (7/6/2023). (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)

Sahabat.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah memberikan pelatihan terhadap puluhan petugas gizi dari Puskesmas dan bidan desa tentang cara penggunaan alat antropometri guna menekan kasus stunting di daerah setempat.

Pelatihan yang digelar di Hotel @Hom Kudus itu diikuti 151 peserta dari petugas gizi Puskesmas dan 132 bidan desa.

"Setelah pelatihan, kami harapkan peserta bisa menyampaikan ilmunya kepada kader Posyandu terkait tata cara penggunaan alat antropometri," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten (Dinkes) Kudus Nuryanto ditemui di sela pelatihan penggunaan antropometri di Hotel @Hom Kudus, Rabu.

Karena jumlah peserta yang mengikuti pelatihan cukup banyak, kata dia, pelatihan digelar secara bergantian selama dua hari, yakni Selasa (6/6) dan Rabu (7/6). Alat antropometri merupakan alat ukur dimensi, berat, volume pada tubuh manusia atau pertumbuhan tubuh bayi atau balita sebagai indikasi mengetahui asupan gizi pada anak.

Ia berharap dengan adanya pelatihan ini, percepatan penanganan kasus stunting di Kudus bisa lebih optimal, karena masing-masing petugas di lapangan sudah memiliki standarisasi pengetahuan dalam mendeteksi seorang anak terindikasi stunring atau tidak.

"Sebanyak 694 paket alat antropometri juga terdistribusi ke 19 Puskesmas di Kudus, sehingga petugas yang sudah mengikuti pelatihan antropometri bisa melatih kader Posyandu yang ada di desa," ujarnya.

Dengan alat antropometri, kata dia, bayi dan balita secara rutin diukur mulai dari tinggi badan, berat badan, lingkar lengan, serta lingkar kepala. Alat tersebut juga memiliki tingkat akurasi yang tepat, sehingga ketika ada balita terindikasi stunting bisa segera ditangani.

Nantinya, imbuh dia, balita stunting tersebut bisa dilakukan intervensi melalui program pemberian makanan tambahan agar pemenuhan gizinya tercukupi.

Berdasarkan data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), kasus stunting di Kabupaten Kudus pada tahun 2021 sebesar 17,6 persen, tahun 2022 sebesar 19 persen. Namun, berdasarkan data pada aplikasi e-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) tahun 2022, kasus yang tercatat hanya 5,13 persen atau 2.890 balita.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment