Sahabat.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah memberikan pelatihan terhadap puluhan petugas gizi dari Puskesmas dan bidan desa tentang cara penggunaan alat antropometri guna menekan kasus stunting di daerah setempat.
Pelatihan yang digelar di Hotel @Hom Kudus itu diikuti 151 peserta dari petugas gizi Puskesmas dan 132 bidan desa.
"Setelah pelatihan, kami harapkan peserta bisa menyampaikan ilmunya kepada kader Posyandu terkait tata cara penggunaan alat antropometri," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten (Dinkes) Kudus Nuryanto ditemui di sela pelatihan penggunaan antropometri di Hotel @Hom Kudus, Rabu.
Karena jumlah peserta yang mengikuti pelatihan cukup banyak, kata dia, pelatihan digelar secara bergantian selama dua hari, yakni Selasa (6/6) dan Rabu (7/6). Alat antropometri merupakan alat ukur dimensi, berat, volume pada tubuh manusia atau pertumbuhan tubuh bayi atau balita sebagai indikasi mengetahui asupan gizi pada anak.
Ia berharap dengan adanya pelatihan ini, percepatan penanganan kasus stunting di Kudus bisa lebih optimal, karena masing-masing petugas di lapangan sudah memiliki standarisasi pengetahuan dalam mendeteksi seorang anak terindikasi stunring atau tidak.
"Sebanyak 694 paket alat antropometri juga terdistribusi ke 19 Puskesmas di Kudus, sehingga petugas yang sudah mengikuti pelatihan antropometri bisa melatih kader Posyandu yang ada di desa," ujarnya.
Dengan alat antropometri, kata dia, bayi dan balita secara rutin diukur mulai dari tinggi badan, berat badan, lingkar lengan, serta lingkar kepala. Alat tersebut juga memiliki tingkat akurasi yang tepat, sehingga ketika ada balita terindikasi stunting bisa segera ditangani.
Nantinya, imbuh dia, balita stunting tersebut bisa dilakukan intervensi melalui program pemberian makanan tambahan agar pemenuhan gizinya tercukupi.
Berdasarkan data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), kasus stunting di Kabupaten Kudus pada tahun 2021 sebesar 17,6 persen, tahun 2022 sebesar 19 persen. Namun, berdasarkan data pada aplikasi e-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) tahun 2022, kasus yang tercatat hanya 5,13 persen atau 2.890 balita.(Ant)
0 Komentar
KPAI Dapati 1,14 Juta Anak Masih Jadi Pekerja Anak
Kasad Panen Raya Jagung dan Singkong di Lahan Ketahanan Pangan Kostrad Ciemas Sukabumi
Siap Galau Bareng Lyodra hingga Afgan di Pesona Nusantara NTV
Tokoh Adat Ungkap Kedekatan PLN dengan Masyarakat di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
PLN UIP Nusra Kembangkan Berbagai Sektor Potensial di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
Polda Metro Jaya Tangkap Kekasih Artis Tamara Tyasmara
Tanggul wulan Jebol, Jalur Pantura-kudus Terputus
Wakapolri Tegaskan Tidak Ada Instruksi Video Testimoni Rektor
Leave a comment