DLH Ajak Kelola Sampah Dari Sumber Untuk Kesejahteraan Masyarakat

27 Februari 2023 09:28
Penulis: Habieb Febriansyah, news
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul Ari Budi Nugroho dalam sarasehan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) di Desa Panggungharjo, Bantul, DIY, Senin (27/2/2023) (ANTARA/Hery Sidik)

Sahabat.com - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terus mengajak masyarakat untuk mengelola sampah sejak dari sumbernya agar mampu memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat bersangkutan.

"Tema HPSN (Hari Peduli Sampah Nasional) 2023 adalah Tuntas Kelola Sampah Untuk Kesejahteraan Masyarakat, jadi relevan dengan hajat yang dilaksanakan Desa Panggungharjo dan JPSN (Jaringan Pengelola Sampah Mandiri), yaitu mengelola sampah dari sumber sampah," kata Kepala DLH Bantul Ari Budi Nugroho dalam sambutan sarasehan HPSN di Bantul, Senin.

Menurut dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul sudah mencanangkan, bahwasanya pola pendekatan pengolahan sampah itu dari yang semula ekonomi linier, saat ini menjadi ekonomi sirkuler.

"Kalau dulu kita ambil kita gunakan, lalu kita buang, tetapi kalau sekarang kita ambil, kita gunakan, kita olah lagi, itu yang namanya pendekatan ekonomi sirkuler," katanya.

Dia mengatakan, Pemkab telah mencanangkan program strategis yaitu Bantul Bersih Sampah 2025 atau Bantul Bersama. Konteks bersama ini adalah kolaborasi, bersama-sama antara lurah, masyarakat, pemerintah dan badan usaha berbagi peran, bersinergi dalam rangka mendukung program Bantul Bersama.

"Program Bantul Bersama telah dicanangkan pada Oktober 2021. Dengan program ini, berarti tahun 2025 bukan berarti tidak ada sampah, sampah setiap hari kita hasilkan, namun sampah itu harapannya pada tahun 2025 terkelola 100 persen," katanya.

Dia mengatakan, pengelolaan itu melalui masyarakat yang mengelola sampah sejak dari sumber 30 persen, dan penanganan sebesar 70 persen, sehingga sampah tetap ada, tetapi terkelola 100 persen, itu makna dari Bantul Bersih Sampah 2025.

Lebih lanjut, dia mengatakan, saat ini persoalan sampah masih tergantung dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Piyungan, sehingga sampah yang dihasilkan masyarakat dan rumah tangga kalau tidak dikelola dengan pendekatan ekonomi sirkuler itu hanya dikumpulkan dan dibuang ke TPA.

"Sementara TPA Piyungan kondisinya sudah penuh, sudah 'overload', kalau kita tidak berperan bersama-sama mengurai permasalahan ini, saya yakin kita akan menghadapi bencana sampah," katanya.

Dia menyebutkan, apalagi sampah yang dihasilkan dari tiga kabupaten dan satu kota di DIY, yaitu Bantul, Sleman dan Yogyakarta yang dibuang ke TPA Piyungan sebagai gambaran saja setiap hari mencapai 740 ton sampah.

"Dan di Bantul yang dikelola DLH maupun swasta itu sebanyak 180 ton sampah setiap hari, itu kalau kita kelola, kita pilah dari rumah akan menjadi sumber rupiah, tapi kalau tidak kita kelola, kita campur, sampah itu akan menjadi sumber masalah, ini yang menjadi penekanan kita," katanya.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment