DLH Mataram Berhasil Kurangi Volume Sampah hingga 40 Ton Per Hari

20 April 2023 07:35
Penulis: Alber Laia, news
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram HM Kemal Islam. (ANTARA/Nirkomala)

Sahabat.com - Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, saat ini sudah berhasil mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hingga 40 ton per hari, melalui program pilah sampah dari rumah.

"Alhamdulillah, evaluasi pelaksanaan program pilah sampah dari rumah yang kita mulai tahun 2022, sudah mampu mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA sebanyak 30-40 ton per hari," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram HM Kemal Islam di Mataram, Kamis.

Menurutnya, pengurangan volume sampah tersebut berdampak juga pada pengurangan penggunaan bahan bakar. Dari data yang ada, dalam satu tahun anggaran 2022 biaya operasional bahan bakar berkurang hingga Rp2 miliar.

Penghematan bahan bakar itu terjadi, karena volume sampah yang dibuang ke TPA setiap hari berkurang 30-40 ton, sehingga mengurangi penggunaan kendaraan menuju ke TPA. Sementara rata-rata volume sampah sehari sekitar 200-220 ton.

"Pasalnya, 30-40 ton sampah yang tidak dibuang ke TPA itu sudah habis diolah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)," katanya.

Misalnya, untuk sampah rumah tangga berupa sisa makanan, buah, dan sayur, langsung diolah menjadi pakan maggot. Kemudian, sampah plastik dipisah untuk dimasukkan ke Bank Sampah Lisan Mataram, dan sampah organik hasil sapuan diolah menjadi pupuk kompos dan cair.

"Bahkan sampah daun-daun hasil sapuan di jalan, sekarang kita kumpulkan dan kemas dan rencananya akan kita jual ke PLN sebagai pengganti bahan bakar batu bara," katanya.

Lebih jauh Kemal mengatakan, dengan adanya pengurangan biaya operasional tahun 2022 sebesar Rp2 miliar, anggaran itu tidak serta merta dikembalikan ke kas daerah.

Tetapi, DLH menggunakan anggaran tersebut untuk mendukung dan memotivasi masyarakat di lingkungan agar menghidupkan kegiatan gotong royong minimal sekali seminggu untuk menciptakan lingkungan bersih.

"Camat dan lurah kita dorong untuk mengaktifkan kegiatan gotong royong, dan kami akan dukung dengan kendaraan pengangkut sampah," katanya.

Pasalnya selama ini, lanjutnya, ternyata masyarakat enggan melaksanakan gotong royong karena tidak ada fasilitas kendaraan pengangkut sampah.

"Karena itulah, kita ingin hidupkan kembali budaya gotong royong di tingkat lingkungan dan kelurahan. Kami siap bantu kendaraan pengangkut sampah secara gratis," katanya.

Apalagi, tambah Kemal, jika pembangunan TPST modern tahun ini rampung dan mulai beroperasi, DLH memprediksi ada tambahan penghematan bahan bakar sebagai dampak berkurangnya sampah yang dibuang ke TPA.

"Misalnya kalau di TPST bisa kelola 50 ton per hari, artinya 50 ton sampah tidak dibuang ke TPA sehingga biaya operasional juga berkurang," katanya lagi.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment