DPRD Semarang: Butuh Kreativitas Kembangkan Wisata Hutan Tinjomoyo

24 Februari 2023 06:51
Penulis: Alber Laia, news
Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang Rahmulyo Adi Wibowo. ANTARA/Zuhdiar Laeis

Sahabat.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang menilai pengembangan kawasan Hutan Tinjomoyo sebagai tujuan wisata yang banyak menarik wisatawan untuk berkunjung membutuhkan kreativitas.

"Butuh kreativitas yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk mengembangkannya sebagai objek wisata unggulan," kata Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang Rahmulyo Adi Wibowo, di Semarang, Jumat.

Di kawasan Hutan Tinjomoyo Semarang, ada jembatan yang terbuat kaca yang disiapkan untuk menarik minat pengunjung. Namun, sejauh ini belum dibuka untuk umum karena menunggu kajian lebih lanjut, utamanya soal keselamatan.

Jembatan kaca yang pembangunannya menelan anggaran Rp10,7 miliar tersebut memiliki panjang sekitar 40 meter dengan lebar 2,5 meter, dengan menawarkan pemandangan Sungai Garang di bawahnya.

Namun, Rahmulyo mengatakan jembatan kaca saja tidak cukup untuk mengangkat potensi wisata kawasan yang dulu dikenal sebagai kebun binatang itu, melainkan bagaimana potensi wisata lainnya juga diangkat.

"Jembatan kaca tok tanpa wahana-wahana lain ya kurang greget," katanya.

Ia mencontohkan wisata berpetualang dengan mobil jip yang bisa dikembangkan di kawasan Hutan Tinjomoyo, sebagaimana ada di beberapa destinasi lain, seperti Lava Tour Merapi di Yogyakarta.

"Dulu kan ada di Semarang Zoo. Ya, memang butuh waktu singgah lama bagi wisatawan di Semarang kalau wisata jip ya. Karena jarak tempuhnya kan cukup jauh," katanya.

Selain itu, Rahmulyo menambahkan pentingnya kerja sama dengan agen-agen wisata untuk menambahkan kawasan Hutan Tinjomoyo sebagai paket tujuan wisata di Kota Semarang.

"Kerja sama dengan agen-agen wisata. Misalnya, selain ke Kota Lama, wisatawan juga diajak ke Tinjomoyo," kata politikus PDI Perjuangan itu.

Demikian pula dengan potensi ekonomi lokal yang bisa dikembangkan di objek wisata tersebut bersama dengan kelompok sadar wisata (pokdarwis).

"Pokdarwis sudah ada, tapi kan butuh stimulan. Mereka butuh tidak hanya sekadar wisatawan datang untuk foto-foto, tapi bagaimana ada yang bisa dibeli, dibelanjakan," katanya.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment