Sahabat.com - Pemerintah Kabupaten Sorong di Provinsi Papua Barat Daya melakukan pemetaan dan analisis situasi stunting pada anak di wilayahnya dalam upaya memperbaiki perencanaan strategi penanganan dan penganggaran untuk menanggulangi stunting.
"Ini merupakan langkah strategis, kita mau lakukan penangan berarti kita mesti tahu lokus dan situasi perkembangan stunting sehingga program dan anggaran benar-benar tepat sasaran," kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten Sorong Fery Fatem di Sorong, Jumat.
Dia mengatakan bahwa hasil pemetaan dan analisis situasi akan digunakan untuk menentukan lokus program pencegahan dan penanganan stunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga anak menjadi lebih pendek dibandingkan rata-rata anak seusia.
"Memang ini sangat kita perlukan, supaya kita tahu persisi kasus ini banyak tersebar di wilayah mana saja, lalu apa yang nantinya kita lakukan, itu penting," katanya.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, prevalensi balita stunting di Kabupaten Sorong sebanyak 23,8 persen.
Guna menurunkan prevalensi balita stunting, Fery mengatakan, pemerintah menjalankan intervensi gizi spesifik untuk mengatasi penyebab langsung stunting dan intervensi gizi sensitif untuk mengatasi penyebab tidak langsung stunting.
"Upaya percepatan penurunan stunting akan lebih efektif apabila kedua intervensi tersebut dilakukan secara konvergen, dengan memastikan semua intervensi yang diperlukan bisa diakomodasi melalui anggaran, dilaksanakan dan diterima hingga ke tingkat keluarga sasaran," ia menjelaskan.
Ia mengatakan bahwa upaya konvergen perlu dilakukan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi program maupun kegiatan.
Pemerintah Kabupaten Sorong, menurut dia, pada 2023 mengalokasikan dana Rp18.708.000.000 untuk mendukung upaya penanggulangan stunting.
"Dana ini dikelola dinas terkait dan akan direalisasikan sesuai dalam program strategis," katanya.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Sorong telah membentuk Tim Pendamping Keluarga yang meliputi 130 orang.
Anggota tim pendamping keluarga disebar ke distrik dan kampung untuk mendukung pelaksanaan upaya penanggulangan stunting.
Angka stunting di Kabupaten Sorong yang pada 2022 masih di angka 23,8 persen ditargetkan menurun setelah pelaksanaan upaya-upaya tersebut.
Pemerintah pusat menargetkan rata-rata angka kasus stunting nasional bisa turun menjadi 14 persen pada tahun 2024.(Ant)
0 Komentar
KPAI Dapati 1,14 Juta Anak Masih Jadi Pekerja Anak
Kasad Panen Raya Jagung dan Singkong di Lahan Ketahanan Pangan Kostrad Ciemas Sukabumi
Siap Galau Bareng Lyodra hingga Afgan di Pesona Nusantara NTV
Tokoh Adat Ungkap Kedekatan PLN dengan Masyarakat di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
PLN UIP Nusra Kembangkan Berbagai Sektor Potensial di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
Polda Metro Jaya Tangkap Kekasih Artis Tamara Tyasmara
Tanggul wulan Jebol, Jalur Pantura-kudus Terputus
Wakapolri Tegaskan Tidak Ada Instruksi Video Testimoni Rektor
Leave a comment