Kalsel Luncurkan Gemar Anggrek Peringati Hari Keanekaragaman Hayati

22 Mei 2023 11:26
Penulis: Alber Laia, news
Kepala DLH Provinsi Kalimantan Selatan Hanifah Dwi Nirwana (kiri) memindahkan salah satu tanaman anggrek ke batang pohon pada peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia di Desa Tumingki, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Senin (22/5/2023). (ANTARA/Tumpal Andani Aritonang)

Sahabat.com  - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalimantan Selatan meluncurkan Gerakan Melestarikan Anggrek Kalimantan (Gemar Anggrek) pada peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia 2023 di Desa Tumingki, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Senin.

“Hilangnya keanekaragaman hayati merupakan sebuah fenomena yang dapat mengancam keberadaan seluruh makhluk hidup sehingga kita perlu upaya pelestarian seperti konservasi tanaman anggrek,” ucap Kepala DLH Kalsel Hanifah Dwi Nirwana di Hulu Sungai Selatan, Senin.

Ia menuturkan perlunya upaya pemerintah daerah berperan melestarikan keanekaragaman hayati di Kalimantan Selatan, khususnya tanaman Anggrek Meratus.

“Kita menemukan banyak anggrek di hutan liar Desa Tumingki, ini adalah salah satu destinasi wisata Geopark Meratus yang perlu dikembangkan potensinya,” katanya.

Ia menyebutkan desa tersebut memiliki berbagai macam anggrek, baik spesies maupun hybrid.

Desa Tumingki, Kecamatan Loksado dijadikan sebagai Kampung Anggrek karena selain memiliki tanaman anggrek yang melimpah, masyarakat setempat antusias terhadap program konservasi anggrek DLH Kalsel.

Peringatan Hari Keanekaragaman Hayati di Kalsel diikuti sekitar 200 peserta dengan mengangkat tema “Dari Persetujuan ke Tindakan, Bangun Kembali Keanekaragaman Hayati.”

Pihaknya telah melakukan pemindahan beberapa jenis anggrek dari hutan liar ke pemukiman warga desa setempat yang direncanakan sebagai daerah pariwisata.

Ia memperkirakan sekitar 450 bibit anggrek dilakukan konservasi pada tahap pertama kali ini.

Ke depan, pihaknya mengembangkan dan menambah populasi anggrek di pemukiman warga Desa Tumingki untuk meningkatkan kunjungan wisata serta perekonomian masyarakat setempat.

Anggrek hybrid yang pindah habitat didominasi anggrek remaja yang diperkirakan dalam waktu empat bulan sudah berbunga, sedangkan anggrek spesies akan menunggu waktu bertahun-tahun untuk menghasilkan bunga.

Hanifah mengimbau masyarakat komitmen terhadap upaya pelestarian tanaman anggrek tersebut, sedangkan pihaknya akan terus mendorong dan mendukung pengembangan segala bentuk potensi daerah.

Ketua DPD Pecinta Anggrek Indonesia (PAI) Kalsel Arinda Dian Susanti mengatakan kualitas anggrek yang dilestarikan tersebut cukup bagus.

Ia menyebutkan proses pemindahan anggrek dari hutan liar ke pemukiman warga membutuhkan waktu untuk proses penyesuaian habitat tersebut.

Namun, ia mengatakan proses tersebut hanya membutuhkan waktu singkat, yakni satu bulan, karena kondisi cuaca di pemukiman warga desa tidak jauh berbeda dengan habitat sebelumnya di hutan liar.

Pihaknya akan terus mengawasi dan memelihara pertumbuhan anggrek tersebut agar tetap lestari.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment