Kasus Pneumonia di Yogyakarta Masih Terkendali, Warga Diminta Waspada

09 Desember 2023 10:46
Penulis: Adiantoro, news
Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan, berkaitan dengan peningkatan pneumonia di Tiongkok disebut Menteri Kesehatan (Menkes) bukan virus baru dan berbeda dengan Covid-19. (Istimewa/jogjakota.go.id)

Sahabat.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengimbau masyarakat tidak panik dengan adanya penyakit pneumonia yang meningkat di Tiongkok. 

Hingga kini kasus penyakit pneumonia di Kota Yogyakarta masih terkendali. Meski demikian, Pemkot Yogyakarta tetap mengajak masyarakat untuk mewaspadai potensi peningkatan pneumonia dan mencegahnya.

Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan, berkaitan dengan peningkatan pneumonia di Tiongkok disebut Menteri Kesehatan (Menkes) bukan virus baru dan berbeda dengan Covid-19. 

"Masyarakat Yogyakarta tidak usah panik tapi kita waspada," kata Singgih dalam jumpa pers di Balai Kota Yogyakarta, Jumat (8/12/2023).

Menurutnya, kewaspadaan masyarakat terhadap pneumonia dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat. Termasuk kebiasaan saat pandemi Covid-19 dapat diteruskan seperti rajin mencuci tangan dengan sabun. 

Apabila tubuh dalam kondisi tidak sehat dianjurkan menggunakan masker. "Ini adalah bentuk dari kewaspadaan kita," lanjutnya.

Pihaknya juga meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta untuk melakukan edukasi terkait penyakit pneumonia ke masyarakat melalui sosial media. Termasuk upaya pencegahan-pencegahan yang dapat dilakukan. Masyarakat juga diimbau memeriksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan jika mengalami gejala pneumonia.

"Kalau masyarakat merasakan gejala-gejala yang mirip-mirip (pneumonia) maka segeralah menjangkau fasilitas kesehatan terdekat. Bisa puskesmas dan rumah sakit daerah. Puskesmas di Yogyakarta sudah terakreditasi paripurna jadi saya kira sangat bisa melayani masyarakat," terang Singgih.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Lana Unwanah menyampaikan, penyakit pneumonia adalah bagian dari infeksi saluran pernafasan akut (Ispa) yaitu ispa bawah yang sudah menginfeksi jaringan paru-paru. 

Pneumonia bisa disebab oleh infeksi bakteri, virus dan jamur. Pada kasus pneumonia di Tiongkok disebabkan oleh bakteri mycoplasma pneumoniae. Pneumonia banyak terjadi pada usia anak.

Lana menegaskan Pemkot Yogyakarta sudah menerapkan sistem kewaspadaan dini dan respon (SKDR). Di mana penyakit-penyakit yang potensial wabah dilaporkan melalui laporan mingguan oleh seluruh puskesmas dan rumah sakit.

"Pemantauan selama minggu ke-47 atau 48 sampai minggu lalu tidak ditemukan peningkatan kasus pneumonia secara signifikan. Artinya relatif masih terkendali untuk di Kota Yogyakarta," tambah Lana.

Dia menyebut berdasarkan laporan data di SKDR sejak minggu pertama awal Januari sampai minggu ke-47 tahun 2023 dari RSUD Yogya ada 156 kasus pneumonia. 

Sedangkan di puskesmas yang paling banyak di Puskesmas Kotagede I ada 119 kasus pneumonia. Lalu diikuti Puskesmas Mergangsan 95 kasus, dan Ngampilan 90 kasus. Jumlah kasus itu masih relatif sama dengan periode tahun lalu, sehingga masih stabil.

"Kebanyakan pneumonia di Yogyakarta masih kategori sedang sehingga tidak memerlukan rawat inap. Mayoritas dapat diobati dengan rawat jalan. Obat-obatan untuk Ispa secara umum di rumah sakit dan puskesmas sudah tersedia," imbuhnya.

Dia menjelaskan gejala awal pneumonia adalah muncul ingus, batuk, demam dan nyeri menelan. Adapun ciri khas pneumonia adalah sesak napas atau napas pendek karena sudah menyerang ke jaringan paru-paru. 

Selain itu, ada penarikan dinding dada untuk bernapas lebih banyak. Pencegahannya dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta menggunakan masker karena pneumonia menyebar melalui droplet.

"Yang penting pada anak-anak bayi mendapatkan imunisasi. Salah satunya imunisasi PCV itu untuk mencegah pneumonia pada bayi. Imunisasi PCV pada usia satu bulan, tiga bulan dan 12 bulan. Lalu ditambah imunisasi pentavalen. Masyarakat yang punya anak-anak bayi jangan sampai lupa atau terlewat," tukas Lana.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment