Kemenperin dukung Inovasi Pewarna Alam untuk IKM Tenun

24 Februari 2023 07:49
Penulis: Alber Laia, news
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Doddy Rahadi. ANTARA/HO-Kementerian Perindustrian

Sahabat.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendukung inovasi untuk mendorong daya saing industri, termasuk industri kecil dan menengah (IKM) yang memanfaatkan pewarna alam dari gambir untuk IKM tenun.

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Doddy Rahadi mengatakan dukungan yang diberikan salah satunya dengan pembinaan melalui program Dana Kemitraan Peningkatan Teknologi Industri (DAPATI) untuk meningkatkan kemampuan IKM tenun dalam pemanfaatan limbah cair gambir pada proses pewarnaan benang tenun.

"Kegiatan pembinaan oleh BSPJI Padang kepada IKM H. Ridwan By ini dilakukan melalui program Dana Kemitraan Peningkatan Teknologi Industri (DAPATI) dari BSKJI Kemenperin pada tahun 2022," kata Doddy dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

IKM Tenun Kubang H. Ridwan yang bergerak di bidang usaha pembuatan kain tenun dengan menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) adalah salah satu IKM yang telah memanfaatkan limbah gambir sebagai pewarna alam untuk benang tenunnya. Inovasi pewarna alam dari gambir tersebut telah dilakukan BSKJI Padang sejak 2015.

Doddy menjelaskan gambir yang merupakan salah satu produk perkebunan unggulan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, adalah sumber daya alam lokal yang berasal dari hasil samping produksi katekin gambir.

Pemanfaatan gambir sebagai pewarna alam untuk benang tenun telah terbukti menghasilkan warna-warna khas pada kain tenun.

“Setelah mendapat pelatihan dalam bentuk bimbingan teknis dan konsultansi oleh tim BSPJI Padang, IKM tenun merasa yakin kalau warna dari limbah cair gambir punya prospek yang potensial untuk dikembangkan sebagai pewarna benang tenun,” ujarnya.

Menurut Doddy, pewarna alam dari limbah gambir ini telah banyak peminatnya, terutama para desainer dan pelaku IKM fesyen yang mengusung produk kultural dan etnologi.

“Apalagi saat ini cukup banyak minat masyarakat terhadap produk-produk natural, sehingga ini menjadi peluang bagi IKM fesyen untuk memproduksi kain tenun dengan pewarna alam dari limbah gambir,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala BSPJI Padang M. Nilzam memaparkan kegiatan pembinaan pada IKM tenun dilakukan melalui bimbingan teknis dan konsultansi teknologi berupa perencanaan tempat pencelupan, persiapan bahan pewarna, proses dan tahapan pencelupan, dan uji coba proses pewarnaan benang tenun.

Tidak hanya bimtek, pemerintah juga memberikan konsultasi peralatan proses pencelupan untuk mewarnai benang tenun pada skala yang lebih besar. Pengunaan peralatan itu juga dapat meningkatkan efisiensi proses pencelupan dan dihasilkan warna benang yang lebih merata.

Nilzam menambahkan, jika ditinjau dari aspek kelayakan ekonomi, penggunaan warna alam juga memberikan efisiensi yang tinggi, apabila dibandingkan dengan penggunaan warna sintetis.

“Dengan biaya produksi sekitar Rp23,8 juta per bulan, bila terjual akan didapatkan penerimaan sekitar Rp36 juta, sehingga akan memberikan keuntungan lebih kurang Rp12,2 juta per bulan,” kata Nilzam.

Adapun jika dilihat dari nilai Revenue Cost Ratio (R/C), nilainya sebesar 1,51 (>1). Artinya produksi tersebut layak untuk dikembangkan dan dapat memberikan keuntungan pada IKM dengan Pay Back Period 0,6 bulan.

“Efisiensi yang dapat dicapai dalam memproduksi benang dengan pewarna alam limbah cair gambir ini adalah sekitar 51,37 persen,” katanya.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment