Sahabat.com - Ketua Umum Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Herman Herry berkomitmen menyejahterakan nelayan, dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
“Indonesia tidak akan menjadi emas kalau nelayannya tidak sejahtera. Program utama adalah nelayan sejahtera. Nelayan sejahtera itu tidak asal bicara, tetapi peran serta pemerintah dan semua stakeholder harus bersama-sama dengan HNSI," katanya dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan sektor kelautan dan perikanan, mempunyai peran penting dan strategis dalam pembangunan perekonomian nasional. Penegasan itu disampaikan Herman saat pelantikan pengurus DPP HNSI masa bhakti 2023-2028, di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta.
Herman Herry yang juga anggota DPR RI bersyukur, karena struktur kepengurusan DPP HNSI diisi oleh tokoh-tokoh dari berbagai macam latar belakang, dari politisi, akademisi, birokrat, pebisnis, hingga tokoh agama. Mereka antara lain Yohanis Fransiskus Lema (Anggota DPR RI), Agus Suherman (Plt Dirjen Perikanan Tangkap KKP), Gus Gudfan (Bendum PBNU), Sutomo (Presidium KAHMI), Lydia Assegaf (Tokoh Perempuan Alkhairaat).
"Pelantikan pengurus DPP HNSI, merupakan bagian dari rencana kerja 100 hari ke depan. Rencana 100 hari ke depan adalah melakukan konsolidasi organisasi kemudian dilanjutkan dengan pelantikan pengurus-pengurus daerah untuk wilayah provinsi DPD yang belum melakukan Musda," jelasnya.
Herman menjelaskan pendataan anggota HNSI menjadi salah satu tahap awal untuk mewujudkan kesejahteraan para nelayan. Menurutnya, dengan adanya database anggota, maka program pemerintah seperti penyaluran BBM subsidi dapat tepat sasaran.
Kami akan lakukan digitalisasi. Data anggota agar program-program pemerintah misalnya BBM subsidi dan macam-macam bisa tepat sasaran. Sehingga dengan data itu, kami bisa berbicara dengan pemerintah untuk melakukan terobosan terobosan subsidi dan kebutuhan lainnya kepada nelayan,” jelas Herman.
Selain melakukan digitalisasi database anggota, lanjut dia, program kerja utama HNSI adalah untuk memisahkan antara nelayan tradisional dengan nelayan industri. Sehingga, nelayan tradisional yang harus disentuh oleh pemerintah dalam subsidi maupun penegakan hukum bisa tepat sasaran.(Ant)
0 Komentar
KPAI Dapati 1,14 Juta Anak Masih Jadi Pekerja Anak
Kasad Panen Raya Jagung dan Singkong di Lahan Ketahanan Pangan Kostrad Ciemas Sukabumi
Siap Galau Bareng Lyodra hingga Afgan di Pesona Nusantara NTV
Tokoh Adat Ungkap Kedekatan PLN dengan Masyarakat di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
PLN UIP Nusra Kembangkan Berbagai Sektor Potensial di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
Polda Metro Jaya Tangkap Kekasih Artis Tamara Tyasmara
Tanggul wulan Jebol, Jalur Pantura-kudus Terputus
Wakapolri Tegaskan Tidak Ada Instruksi Video Testimoni Rektor
AMIN Gelar Kampanye Akbar di JIS, Ini Tiga Lokasi Parkir Kendaraan
Leave a comment