Luncurkan Bursa Karbon Indonesia, Jokowi: Kontribusi Nyata Indonesia Hadapi Perubahan Iklim

26 September 2023 04:30
Penulis: Adiantoro, news
Presiden Jokowi secara resmi meluncurkan Bursa Karbon Indonesia, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta, Selasa (26/9/2023). (Tangkapan layar)

Sahabat.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi meluncurkan Bursa Karbon Indonesia, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta, Selasa (26/9/2023). 

Kepala Negara mengatakan Bursa Karbon Indonesia ini merupakan bentuk kontribusi nyata Indonesia terdapat upaya menangani dampak dari perubahan iklim.

"Ini adalah kontribusi nyata Indonesia untuk berjuang bersama dunia melawan krisis iklim, melawan krisis perubahan iklim," ujar Jokowi dalam sambutannya, seperti dilansir dari laman setkab.go.id, Selasa (26/9/2023).

Lebih lanjut, Jokowi mengungkapkan, Indonesia memiliki kredit karbon yang potensial. Ada sekitar 1 giga ton karbon dioksida (CO2) yang bisa ditangkap dengan adanya perdagangan karbon. Dengan potensi tersebut, nilai transaksi ditaksir mencapai Rp3.000 triliun atau lebih.

"Sebuah angka yang sangat besar, yang tentu ini akan menjadi sebuah kesempatan ekonomi baru yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Ini sejalan dengan arah dunia yang sedang menuju kepada ekonomi hijau," tambahnya.

Hasil perdagangan di bursa karbon ini akan direinvestasikan kepada upaya menjaga lingkungan, khususnya dalam pengurangan emisi karbon. Menurut Jokowi, peluncuran bursa karbon ini menjadi langkah konkret Indonesia dalam upaya mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC).

Diketahui, Bursa Karbon merupakan pasar perdagangan karbon yang diluncurkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bursa Efek Indonesia kemudian ditunjuk sebagai penyelenggara bursa karbon di Indonesia. 

Penunjukkan tersebut ditetapkan dalam penerbitan surat izin dari OJK yang didasarkan pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 14 tahun 2023 tentang Perdagangan Karbon melalui Bursa Karbon.

Kepada penyelenggara bursa karbon, Jokowi meminta agar menjadikan standar karbon internasional sebagai rujukan, memanfaatkan teknologi yang efisien dalam transaksi, menentukan target atau timeline untuk pasar dalam dan luar negeri, serta memfasilitasi pasar karbon sukarela sesuai praktek dan standar komunitas internasional.

"Saya sangat optimis Indonesia bisa menjadi poros karbon dunia, asalkan langkah-langkah konkret tersebut digarap secara konsisten dan bersama-sama oleh seluruh pemangku kepentingan, baik oleh pemerintah, swasta, masyarakat, dan bersama-sama dengan stakeholders lainnya," tukas Jokowi.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment