Sahabat.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Presiden Joko Widodo memberikan arahan untuk menyiapkan sebuah tempat karantina khusus penderita tuberculosis (TBC) selama dua bulan guna mencegah penularan penyakit tersebut.
“Arahan Presiden coba disiapkan tempat karantina khusus, tetapi kalau bisa dekat dengan masing-masing lokasi di mana terjadi tuberculosis ini. Jadi, selama dua bulan dia tidak menulari keluarganya, dimasukkan ke karantina khusus,” kata Budi usai mengikuti rapat terbatas percepatan eliminasi tuberculosis di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan karantina diperlukan karena obat untuk penderita TBC baru bereaksi dalam dua bulan. Menkes mengaku diminta Presiden untuk bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam menyiapkan tempat karantina itu.
“Saya disuruh kerja sama dengan PUPR di bawah koordinasi Menko PMK agar TBC tidak menular dan diberikan obat dipastikan dua bulan dia (penderita) minum obat terus,” ujarnya.
Budi juga menyampaikan bahwa akan ada vaksinasi bagi masyarakat untuk mencegah TBC. Dia mengatakan Indonesia sebetulnya sudah memberikan vaksin BCG yang selama ini diberikan kepada anak-anak untuk mencegah TBC, namun efektivitasnya hanya 50 persen.
“Vaksin BCG yang kita dulu kecil dikasih itu efektivitasnya rendah sekitar 50 persenan. Sekarang Indonesia sudah berpartisipasi aktif dengan organisasi dunia, sudah ada tiga potensi vaksin baru yang akan segera kita coba datangkan,” kata dia.
Budi menjelaskan penyakit TBC merupakan penyakit sejak ribuan tahun yang lalu dan saat ini tersisa di beberapa negara besar. Dia mengatakan negara peringkat pertama dengan jumlah penderita TBC terbanyak adalah India, peringkat kedua Indonesia dan peringkat ketiga China.
Menurut dia, kematian akibat TBC per tahun sebanyak 200.000 jiwa lebih, atau lebih tinggi dari kematian akibat COVID-19.
"Di Indonesia diestimasi setiap tahun ada 969.000 warga kita yang terkena TBC dan sampai sebelum COVID-19 paling banyak yang bisa teridentifikasi 545.000 jiwa. Jadi, sisanya itu 400.000 jiwa tidak terdeteksi, padahal penyakit ini menular bisa ke mana-mana," kata Budi.(Ant)
0 Komentar
KPAI Dapati 1,14 Juta Anak Masih Jadi Pekerja Anak
Kasad Panen Raya Jagung dan Singkong di Lahan Ketahanan Pangan Kostrad Ciemas Sukabumi
Siap Galau Bareng Lyodra hingga Afgan di Pesona Nusantara NTV
Tokoh Adat Ungkap Kedekatan PLN dengan Masyarakat di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
PLN UIP Nusra Kembangkan Berbagai Sektor Potensial di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
Polda Metro Jaya Tangkap Kekasih Artis Tamara Tyasmara
Tanggul wulan Jebol, Jalur Pantura-kudus Terputus
Wakapolri Tegaskan Tidak Ada Instruksi Video Testimoni Rektor
Leave a comment