Sahabat.com - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan selamat Hari Pers Nasional (HPN) 2023, sekaligus meminta insan pers harus mengantarkan bangsa Indonesia yang bersatu dan berdaulat.
"Harus menjadi pers yang membawa jiwa, visi, dan cita-cita luhur Indonesia bersama seluruh komponen bangsa dan institusi negara hadir mengantarkan rakyat dan Indonesia menjadi bangsa dan rakyat Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur," ujar Haedar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Haedar berpesan kepada pengelola maupun aktor penyelenggara media supaya senantiasa berpegang pada nilai luhur Pancasila, agama, dan kebudayaan luhur bangsa sebagai pondasi nilai utama dalam menjalankan perannya.
Selanjutnya, kata dia, dengan kebebasan pers yang dianut di Indonesia, harus berbingkai dengan nilai-nilai luhur yang hidup di Indonesia selain membawa nilai universal. Karena, bangsa dan negara Indonesia tidak hanya membangun relasi di atas kebebasan, tetapi juga ada jiwa gotong royong, kolektif-kebersamaan, dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Sehingga, kebebasan itu terintegrasi dengan daya hidup bangsa Indonesia," kata dia.
Haedar berharap dunia pers di Indonesia menjadi pendorong demokrasi yang bermartabat. Demokrasi yang bermartabat, kata dia, tidak akan membenarkan meluasnya korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, kekuasaan tidak terbatas, dan praktik berbangsa dan bernegara yang menimbulkan masalah.
"Demokrasi bermartabat juga menjunjung tinggi nilai kebenaran, kebaikan, dan kepantasan, sehingga transaksi politik uang, dan berbagai proses demokrasi pragmatis tidak menjadi berkembang, karena demokrasinya bermartabat," katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut dunia pers saat ini sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja, karena semakin banyaknya media informasi digital yang mengorbankan kualitas isi dan jurnalisme autentik.
“Pada Peringatan Hari Pers Nasional sekarang ini, saya ingin mengatakan bahwa dunia pers tidak sedang baik baik saja. Saya ulang, dunia pers sedang tidak baik-baik saja,” kata Presiden.
Dia menyampaikan dulu isu utama dunia pers adalah kebebasan pers. Tetapi, saat ini isu utama dunia pers, menurut Presiden, sudah bergeser.
“Dulu isu utama dunia pers adalah kebebasan pers. Sekarang apakah isu utamanya tetap sama? Menurut saya sudah bergeser. Karena, kurang bebas, apalagi kita sekarang ini,” ucap Presiden.(Ant)
0 Komentar
KPAI Dapati 1,14 Juta Anak Masih Jadi Pekerja Anak
Kasad Panen Raya Jagung dan Singkong di Lahan Ketahanan Pangan Kostrad Ciemas Sukabumi
Siap Galau Bareng Lyodra hingga Afgan di Pesona Nusantara NTV
Tokoh Adat Ungkap Kedekatan PLN dengan Masyarakat di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
PLN UIP Nusra Kembangkan Berbagai Sektor Potensial di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
Polda Metro Jaya Tangkap Kekasih Artis Tamara Tyasmara
Tanggul wulan Jebol, Jalur Pantura-kudus Terputus
Wakapolri Tegaskan Tidak Ada Instruksi Video Testimoni Rektor
AMIN Gelar Kampanye Akbar di JIS, Ini Tiga Lokasi Parkir Kendaraan
Rekayasa Lawan Arus Mulai Diberlakukan di Tol Jakarta-Cikampek
Leave a comment