Sahabat.com - Pemerintah Kota Padang di Provinsi Sumatera Barat menargetkan prevalensi kasus stunting pada anak di wilayahnya bisa turun menjadi 17 persen pada akhir tahun 2023.
Dalam Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting di Kota Padang, Senin, Wali Kota Padang Hendri Septa mengatakan bahwa prevalensi kasus stunting di Kota Padang menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia pada 2022 naik menjadi 19,5 persen dari 18,9 persen pada 2021.
"Tahun ini kita semua bersepakat untuk menekan angka stunting. Hari ini kita rapat dengan Kantor Kemenag, Dinas Kesehatan, DP3AP2KB, puskesmas, dan penyuluh, bersepakat menurunkan angka tersebut," kata dia.
Dia menyampaikan bahwa jumlah anak yang mengalami stunting di Kota Padang saat ini tercatat 2.563 anak dan pemerintah kota berupaya menurunkannya menjadi 641 anak pada akhir 2023.
"Kalau bisa tentu semua anak yang telah terdata stunting ini dapat kita buat sehat semua dengan memberikan penanganan khusus," kata dia.
Pemerintah Kota Padang melibatkan semua organisasi perangkat daerah terkait dalam menjalankan program pencegahan dan penanggulangan stunting.
Sebagai contoh, program edukasi mengenai pencegahan stunting dilakukan dengan melibatkan fasilitas pelayanan kesehatan hingga Kantor Urusan Agama (KUA).
"Kita gandeng dan lakukan edukasi secara bersama sehingga pencegahan stunting ini dapat kita lakukan dari sejak pra nikah," kata Wali Kota.
"Pasangan yang akan menikah harus mengikuti tes kesehatan di puskesmas dan mendapatkan edukasi di KUA, baik tentang pernikahan maupun pencegahan stunting. Jika secara kesehatan belum siap nikah maka ditunda dahulu sehingga calon pengantin sehat," ia menjelaskan.
Kantor Urusan Agama selain mendata dan melakukan pembinaan pada pasangan yang hendak menikah juga mengarahkan pasangan untuk membuat akun di Elektronik Siap Nikah dan Hamil atau Elsimil, aplikasi yang disediakan untuk memantau kesehatan calon pengantin guna mendeteksi dini risiko stunting.
Upaya pencegahan dan penanggulangan stunting juga mencakup program intervensi yang ditujukan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan gizi ibu dan bayi serta meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak.
Saat ini menurut data pemerintah kota ada 10.251 ibu hamil di Kota Padang. Di antara ibu hamil yang ada di Kota Padang ada 1.425 orang yang mengalami anemia, 850 orang yang mengalami kekurangan energi kronis, dan 2.174 orang yang kehamilannya berisiko.
"Ibu-ibu hamil ini diprediksi melahirkan bulan Oktober atau November dan kita berupaya agar mereka semua terpenuhi (kebutuhan) nutrisi, gizinya, sehingga melahirkan anak yang sehat," kata Wali Kota.(Ant)
0 Komentar
KPAI Dapati 1,14 Juta Anak Masih Jadi Pekerja Anak
Kasad Panen Raya Jagung dan Singkong di Lahan Ketahanan Pangan Kostrad Ciemas Sukabumi
Siap Galau Bareng Lyodra hingga Afgan di Pesona Nusantara NTV
Tokoh Adat Ungkap Kedekatan PLN dengan Masyarakat di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
PLN UIP Nusra Kembangkan Berbagai Sektor Potensial di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
Polda Metro Jaya Tangkap Kekasih Artis Tamara Tyasmara
Tanggul wulan Jebol, Jalur Pantura-kudus Terputus
Wakapolri Tegaskan Tidak Ada Instruksi Video Testimoni Rektor
Leave a comment