Palangka Raya Perkuat Kolaborasi Pentahelix Untuk Tekan Stunting

11 Desember 2023 12:04
Penulis: Habieb Febriansyah, news
Pj Wali Kota Palangka Raya, Hera Nugrahayu. (ANTARA/HO-Media Center Palangka Raya)

Sahabat.com - Penjabat (Pj) Wali Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng) Hera Nugrahayu mengatakan pihaknya terus berupaya meningkatkan kolaborasi pentahelix keterlibatan semua pihak untuk menekan kasus stunting.

"Dalam percepatan penurunan stunting harus dilakukan secara kolaboratif yang di dalamnya ada unsur pentahelix, yaitu pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat, dan media," kata Hera di Palangka Raya, Senin.

Apalagi, pencegahan dan penanganan kasus gagal tumbuh pada anak atau stunting ini menjadi agenda pembangunan nasional. Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah Kota Palangka Raya terus berupaya menekan angka kasus stunting.

Ia menambahkan untuk menurunkan prevalensi stunting sesuai dengan target nasional menjadi 14 persen pada 2024, diperlukan berbagai upaya serta didukung dengan berbagai sumber daya yang terlibat.

“Jadi, semuanya bisa saling berkolaborasi, sehingga mampu berkontribusi bagi upaya penurunan stunting di Kota Palangka Raya,” kata Hera.

Terlepas dari itu semua, pihaknya mengapresiasi upaya banyak pihak selama ini, di dalam penanggulangan dan penurunan stunting, terutama melalui konvergensi program percepatan penurunan dan pencegahan stunting di Kota Palangka Raya.

“Diharapkan ke depan, bapak atau bunda asuh anak stunting dari pemerintah, bisa dikolaborasikan dengan strategi pentahelix yang melibatkan swasta, akademisi, mahasiswa, masyarakat, dan media,” katanya.

Saat ini tercatat 186 anak berisiko terpapar stunting di Palangka Raya. Sebagai tindak lanjut upaya percepatan penurunan angka stunting tersebut, pemerintah kota terus melaksanakan berbagai program yang salah satunya adalah melakukan intervensi spesifik.

Hera menambahkan berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka prevalensi stunting di Palangka Raya masih tergolong tinggi, yakni 27,8 persen. Artinya, 1 dari 4 anak di Palangka Raya mengalami stunting.

Angka tersebut melebihi batas standar yang ditoleransi WHO, yaitu di bawah 20 persen. Sementara target prevalensi stunting di Kota Palangka Raya, yaitu 16,05 persen di tahun 2023 dan 12,39 persen pada 2024.

Lebih lanjut, Hera menyebutkan bahwa masalah stunting menjadi persoalan bangsa di masa sekarang dan masa depan. “Jadi, tugas kita sekarang ini adalah bagaimana bisa mencapai visi Indonesia Emas Tahun 2045, dengan sangat serius mengupayakan penurunan stunting ini,” ucapnya.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment