Pasca Pemilu 2024, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diharapkan Capai 5,5 Persen

22 Desember 2023 17:29
Penulis: Adiantoro, news
Ekonom Universitas Indonesia (UI) Ninasapti Triaswati berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik setelah gelaran Pemilu 2024.

Sahabat.com - Ekonom Universitas Indonesia (UI) Ninasapti Triaswati berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik setelah gelaran Pemilu 2024.

Dia menilai selalu ada ekspektasi positif ekonomi Indonesia akan tumbuh pada tahun depan.

"Jadi kita tidak bicara Februarinya, tapi Juni sudah mulai siap-siap pemerintahan baru, itu orang punya ekspektasi positif. Kita bicara semester kedua. Kalau semester pertama susah diharapkan. Karena semua orang masih wait and see, siapa dulu yang menang Pilpres," ujar Ninasapti saat menjadi narasumber jelang debat cawapres di Nusantara TV, Jumat (22/12/2023).

Karena menurutnya, yang menang dalam Pilpres 2024 akan selera yang berbeda dalam membangun arah ekonomi. "Nantikan beda selera membangun arah ekonominya, sehingga semester pertama pasti sulit. Jadi semester kedua diharapkan membaik. Hanya seberapa baik sesuai dengan ekspaektasi masyarakat, kita akan lihat pelan-pelan dari data-data makronya, karena ada perlambatan ekonomi hari-hari ini," sambungnya.

Diakuinya, adanya tekanan global yang berat membuat pertumbuhan ekonomi pada tahun depan tidak bisa diprediksi. "Jadi belum bisa kita bicara tahun depan melonjak seperti apa. Karena ada tekanan global yang berat. Jadi itu yang menyebabkan tidak semudah Pemilu yang lalu. Tentu saja semua kandidat optimistis akan terjadi pertumbuhan ekonomi yang sangat signifikan. Tetapi, indikatornya juga harus jelas," imbuh Ninasapti.

Bila melihat selama 10 atau 20 tahun yang lalu, kata dia, biasanya janji para kandidat lebih tinggi dari pencapaian. "Biasanya janjinya ketinggian, harapannya tinggi, itu bagus kalau untuk ekspektasi positif di semenster dua, tetapi ketika orang tahu janji itu tidak ditepati, dan sekarang masyarakat sudah lebih pintar lagi. Karena masing-masing kandidat beda-beda, kandidat pertama itu pertumbuhan ekonominya 4,5 sampai 6,5 persen. Kandidat kedua itu 6 sampai 7 persen, sedangkan yang ketiga sebesar 7 persen," terang Ninasapti.

"Kalau kita lihat pertumbuhan ekonomi juga tidak pernah mencapai 7 persen, dan kita harus sadar ekonomi global dimana kita bicara lima tahun kedepan, tekanan globalnya cukup berat. Indonesia dengan angka 5 persen sebenarnya kita merasa sudah baik, karena yang lain di bawah itu. Kita merasa baik di antara yang buruk. Itu pun tidak mencapai sasaran. Tapi, kalau 5 persen kita cukup otpimis, karena 20 tahun terakhir ini 5 persen terus. Tetapi tentu saja kita berharap lebih tinggi yakni bisa mencapai 5,5 persen," tukasnya.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment