Pemkab Badung Ajak Masyarakat Tingkatkan Keharmonisan dan Toleransi

21 Maret 2023 12:54
Penulis: Habieb Febriansyah, news
Umat Hindu menjalani upacara Melasti jelang Hari Raya Nyeli di Kabupaten Badung. ANTARA/Naufal Fikri Yusuf

Sahabat.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung, Bali, mengajak seluruh masyarakat di wilayah itu dapat meningkatkan keharmonisan dan toleransi melalui momentum Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1945.

"Perayaan hari Nyepi ini merupakan kesempatan untuk memurnikan tubuh dan pikiran sekaligus momentum membangun penyadaran diri. Oleh karena itu saya mengajak masyarakat Badung senantiasa menjaga keharmonisan dan toleransi dengan sesama," ujar Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta dalam keterangannya di Mangupura, Selasa.

Ia mengatakan perayaan Hari Suci Nyepi hendaknya dimaknai bukan semata-mata perayaan untuk peringatan pengulangan kalender secara rutin periode tahunan, namun yang terpenting bagaimana memaknai hakikat dari hari suci itu.

Selama Hati Raya Nyepi umat Hindu akan melaksanakan Catur Brata Penyepian yaitu tidak menggunakan api, termasuk lampu penerangan (Amati Geni), tidak bepergian (Amati Lelungan), tidak menikmati hiburan (Amati Lelanguan), dan tidak bekerja (Amati Karya).

"Mari perkuat Catur Brata Penyepian dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya karena selain bagian dari pelaksanaan bakti terhadap Tuhan, pelaksanaan Catur Brata Penyepian juga menjadi langkah yang sangat relevan untuk dilaksanakan di Hari Suci Nyepi," kata dia.

Bupati Giri Prasta menjelaskan perayaan Hari Suci Nyepi pada 22 Maret juga bertepatan dengan awal bulan Ramadhan bagi umat Muslim.

"Untuk itu peringatan Hari Suci Nyepi hendaknya dimaknai sebagai toleransi antar-umat beragama," kata dia.

Sementara itu Bendesa atau Kepala Desa Adat Kuta, Badung, I Wayan Wasista menjelaskan pihaknya juga mengajak seluruh masyarakat di kawasan wisata utama di Bali itu untuk dapat menjaga toleransi selama pelaksanaan Hari Raya Nyepi.

Toleransi tersebut khususnya dilaksanakan terkait dengan umat Muslim yang diperbolehkan melaksanakan melaksanakan Shalat Tarawih pertama di rumah ibadah terdekat dengan berjalan kaki, tidak menggunakan pengeras suara, serta menggunakan lampu penerangan yang terbatas.

"Kami berharap ayo sama-sama menjaga toleransi. Misalnya akan ke luar ke masjid kalau memang jaraknya hanya 100 meter dekat dari masjid silakan nanti kami juga akan mengawal. Semua harus sama-sama saling toleransi dan sama-sama menjaga Bali, jangan sampai ada hal-hal yang tidak kami inginkan. Itu harapan kami," ungkap Wayan Wasista.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment