Pemkab Kepulauan Meranti Percepat Penurunan Stunting

16 Mei 2023 08:51
Penulis: Habieb Febriansyah, news
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau MArdalena Wati Yulia. ANTARA/HO-Humas BKKBN Riau.

Sahabat.com - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau mempercepat penurunan prevalensi stunting di daerah itu dari 17,5 persen pada 2022 menjadi 14 persen pada 2024 sesuai target Presiden Joko Widodo melalui sejumlah program.

"Program percepatan penurunan stunting ini merupakan aksi konvergensi lintas sektor. Program ini menjadi tanggung jawab lintas OPD terkait. Untuk itu Kepulauan Meranti telah membentuk tim percepatan penurunan stunting (TPPS) hingga ke tingkat kelurahan," kata Pelaksana Tugas Bupati Kepulauan Meranti Asmar dalam keterangan di Meranti, Selasa.

Ia mengatakan keberadaan TPPS mempermudah koordinasi hingga level desa atau kelurahan serta berkolaborasi melakukan lima aksi percepatan penurunan stunting bersama lintas sektor terkait, sesuai arahan Kepala BKKBN Provinsi Riau.

Kelima aksi itu, katanya, penyediaan data keluarga berisiko stunting, pendampingan keluarga berisiko stunting oleh tim pendamping keluarga yang saat ini berjumlah 741 tim di daerah itu.

"Langkah penting lain adalah melakukan pendampingan calon PUS (Pasangan Usia Subur)/catin (calon pengantin), surveilens keluarga berisiko stunting hingga audit kasus stunting yang melibatkan tim pakar," katanya.

Ia menyebut Meranti harus optimistis bisa menurunkan prevalensi stunting sesuai dengan target.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, prevalensi stunting di Kepulauan Meranti berhasil diturunkan dari 23,3 persen pada 2021 menjadi 17,5 persen pada 2022.

"Kepulauan Meranti telah berhasil menurunkan angka Stunting sekitar lima persen, namun kita masih harus terus berupaya untuk menurunkan angka stunting itu menjadi 14 persen di tahun 2024 seperti yang telah ditetapkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo," katanya.

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Riau Mardalena Wati Yulia mengatakan Pemerintah Kabupaten Meranti harus terus menjalin kerja sama yang lebih mantap guna mencapai Indonesia Emas pada 2045 sehingga membutuhkan SDM yang andal, hebat, dan berkualitas.

"Akan tetapi target tersebut tidak akan bisa kita capai bila angka stunting belum berhasil diturunkan. Karena stunting berdampak pada fisik anak juga memengaruhi kognitif anak sehingga butuh lima aksi percepatan penurunan stunting itu," katanya.

Ia menambahkan bagian lain dari lima aksi percepatan tersebut, yakni membuat Program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) yang akan meningkatkan pemahaman mengenai cara pengolahan makanan bergizi untuk anak dan ibu hamil.

Selain itu, Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) untuk membantu keluarga berisiko stunting yang memiliki permasalahan ekonomi.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment