Sahabat.com - Pemerintah Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan menangani sekaligus mencegah bertambahnya kasus permasalahan tumbuh kembang balita atau stunting mulai dari pelosok di "Bumi Bersujud'.
Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Andi Rudi Latif, Senin mengatakan, salah satu upaya untuk membebaskan anak dari masalah tumbuh kembang adalah dengan membantu asupan gizi tambahan secara berkelanjutan.
"Pencegahan dan penanganan stunting memerlukan kerja sama dan koordinasi lintas sektoral, baik di tingkat pemerintah maupun peran swasta, dunia usaha dan masyarakat," kata Andi Rudi Latif yang juga Wakil Bupati Kotabaru.
Stunting menjadi prioritas nasional, penanganannya hanrus menyeluruh yang mencakup kesehatan, pendidikan dan pengembangan anak usia dini (PAUD), air, sanitasi dan kebersihan, keamanan pangan, serta insentif perlindungan sosial.
Penanganan stunting adalah langkah penting untuk memastikan semua rumah tangga yang ada ibu hamil atau anak di bawah dua tahun memiliki akses pelayanan penting yang lengkap untuk mengurangi stunting.
Pemerintah tidak dapat melakukan semua ini sendirian sehingga diperlukan kolaborasi yang tepat bersama semua pihak.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan mencegah stunting, ibu harus didorong memberi air susu ibu (ASI) secara eksklusif sampai bayinya berusia enam bulan.
Realisasinya di Indonesia, hanya satu dari dua bayi di bawah enam bulan yang diberi ASI eksklusif.
Mengubah perilaku orang tua tidak hanya membutuhkan akses yang lebih baik ke pelayanan, tetapi di sisi lain juga membutuhkan peningkatan kesadaran dan pengetahuan.
Perubahan perilaku ini hanya dapat dicapai melalui strategi komunikasi perubahan perilaku multi sektoral, yang mencakup advokasi, komunikasi antarmanusia, mobilisasi masyarakat, media massa, dan penggunaan data secara strategis.
"Bantuan makanan tambahan asupan gizi untuk anak stunting ini merupakan program yang kita inisiasi bersama Dandim dan Yayasan Lazis Assalam Fil Alamin sebagai bentuk perhatian dan partisipasi membantu penanganan stunting di Kotabaru," kata dia.
Sebelumnya, Wakil Bupati Kotabaru juga menjelaskan berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 prevalensi di Kotabaru masih sebesar 21,8 persen.
"Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menegaskan target penurunan stunting sebesar 14 persen hingga tahun 2024," katanya melalui siaran pers.
Karena itu, Kabupaten Kotabaru masih memiliki pekerjaan rumah (PR) besar untuk menurunkan Prevalensi stunting, dimana berdasarkan data SSGI tahun 2021 sebesar 21,8 persen.
"Kita memiliki target penurunan pada tahun 2024 sebesar 13,24 persen," ujarnya.
Kepala Dinas Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Sri Sulistyani mengungkapkan, berdasarkan Perpes nomor 72 tahun 2021 tentang upaya percepatan penurunan stunting, dan kegiatan ini sebagai upaya penurunan stunting di Kotabaru.
"Kegiatan ini juga berdasarkan Perpes Nomor 72 Tahun 2021 tentang, percepatan penurunan stunting," kata dia.
Kegiatan ini juga sebagai upaya pencegahan kasus stunting yang dilaksanakan di 2 Kecamatan, yaitu Kecamatan Pulau Laut Siram Desa Baharu Utara Desa Tirawan, dan Kecamatan Pulau Laut Utara Desa Rampa, dan kegiatan ini melibatkan tim pakar antara lain, dokter spesialis kandungan, spesialis anak dan tim auditor gizi.(Ant)
0 Komentar
KPAI Dapati 1,14 Juta Anak Masih Jadi Pekerja Anak
Kasad Panen Raya Jagung dan Singkong di Lahan Ketahanan Pangan Kostrad Ciemas Sukabumi
Siap Galau Bareng Lyodra hingga Afgan di Pesona Nusantara NTV
Tokoh Adat Ungkap Kedekatan PLN dengan Masyarakat di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
PLN UIP Nusra Kembangkan Berbagai Sektor Potensial di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
Polda Metro Jaya Tangkap Kekasih Artis Tamara Tyasmara
Tanggul wulan Jebol, Jalur Pantura-kudus Terputus
Wakapolri Tegaskan Tidak Ada Instruksi Video Testimoni Rektor
Leave a comment