Pemkab Madiun Targetkan Kasus Stunting Anak 9,5 Persen Pada 2024

15 Februari 2023 06:13
Penulis: Habieb Febriansyah, news
Bupati Madiun Ahmad Dawami meninjau kegiatan bulan timbang di posyandu yang ada di Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Jatim, Selasa (14/2/2023). ANTARA/HO-Diskominfo Kabupaten Madiun

Sahabat.com - Pemerintah Kabupaten Madiun, Jawa Timur menargetkan angka kasus stunting di wilayah setempat turun hingga mencapai 9,5 persen pada 2024 seiring dengan berbagai upaya penanganan dan pencegahan kasus tersebut.

"Target prevalensi stunting anak di Kabupaten Madiun sebesar 9,5 persen pada tahun 2024. Sementara, sesuai data saat ini prevalensi berada di angka 17 persen," ujar Bupati Madiun Ahmad Dawami di Madiun, Rabu.

Untuk menurunkan angka stunting, Pemkab Madiun telah melakukan audiensi dengan berbagai pihak yang berkepentingan, termasuk evaluasi penanganan stunting pada akhir 2022.

"Audiensi itu untuk mengetahui kendala dan akar masalah. Setelah mengetahui akar masalahnya, kami harus memperbaiki penanganan dan melakukan intervensi agar lebih maksimal. Salah satunya intervensi dengan menggelar bulan timbang serentak di seluruh desa dan kelurahan saat ini," katanya.

Melalui bulan timbang serentak, bayi dan balita akan dipantau dengan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala.

Selain itu, dilakukan pemberian vitamin dan makanan tambahan serta penyuluhan dari kader posyandu terkait edukasi pencegahan stunting anak.

"Dengan demikian per anak akan diketahui termasuk dalam kategori normal, kenaikan berat badan di bawah rata-rata atau lambat, berat badan rendah, gizi buruk, atau stunting," katanya.

Dengan data yang akurat, lanjutnya, intervensi penanganan akan semakin tepat. Salah satu intervensi bagi balita berat badan rendah atau "underweight" adalah pemberian protein hewani tambahan selama 14 hari dan terus dipantau.

Pemkab Madiun juga memberikan dispensasi kerja bagi ASN di lingkungannya yang memiliki balita agar menimbangkan anaknya di posyandu guna memantau tumbuh kembang balita.

Hal itu dilatarbelakangi karena stunting anak tidak hanya disebabkan kondisi kesehatan ibu dan anak yang memang kurang gizi, namun juga faktor eksternal di antaranya pola asuh dan lingkungan tempat tinggal, di mana kebanyakan orang tua tidak sempat memperhatikan tumbuh kembang anak karena sibuk bekerja.

Bupati Ahmad Dawami berharap, dengan upaya-upaya penanganan tersebut kasus stunting anak di Kabupaten Madiun semakin turun dalam kurun waktu 2023 dan 2024 sehingga mendukung upaya pemerintah pusat menurunkan angka stunting nasional sebesar 14 persen pada 2024.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment