Pemkab Siak Waspadai 67 Desa Rawan Karhutla

16 Februari 2023 10:23
Penulis: Habieb Febriansyah, news
Bupati Siak, Alfedri bersama forkompida melaksanakan rapat penanganan karhutla. Meski belum banyak terjadi kebakaran, Pemkab Siak tetap mewaspadai 67 desa rawan karhutla. (ANTARA/Bayu Agustari Adha)

Sahabat.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Siak, Provinsi Riau, mewaspadai 67 kampung (desa) yang rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah setempat mengingat telah dimulainya musim kemarau pada pertengahan Februari ini berdasarkan perkiraan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Saya minta aktifkan kembali posko karhutla sampai ke kampung-kampung, apalagi yang 67 Kampung rawan. Apel siaga akan kita siapkan karena Januari-Februari ini intensitas hujan sudah berkurang," kata Bupati Siak Alfedri dalam rapat forum komunikasi pimpinan daerah, di Siak, Kamis.

BMKG, lanjut dia, menyampaikan musim kemarau sudah mulai pada pertengahan Februari ini. Bahkan pada bulan Mei dan Juni akan lebih kering dari tiga tahun sebelumnya sehingga kalau ada api maka akan lebih cepat meluas.

Saat ini, kata dia, daerah di Riau yakni Kota Pekanbaru dan Kabupaten Bengkalis sudah menetapkan status siaga darurat karhutla. Provinsi Riau juga sudah menetapkan hal serupa, namun untuk Siak masih melihat situasi terlebih dahulu.

Dia mengungkapkan pada tahun 2023 ini di Siak ada empat titik panas dengan satu titik api. Kejadian itu dengan luas kebakaran 0,6 hektare di Kecamatan Kandis dan sudah berhasil dipadamkan.

"Maka kita minta kepada perusahaan yang punya alat untuk mengaktifkannya. Itu sudah ada diatur berapa jumlah personel, sarana prasarana dan radius kebakaran di luar wilayah operasi," ungkap bupati.

Di samping siaga terhadap karhutla, perusahaan diminta juga melakukan normalisasi sungai saat musim kemarau dan agar pada musim hujan nanti tidak terjadi lagi banjir seperti akhir tahun lalu.

"Beberapa bulan ini banjirnya lama seperti di Kecamatan Pusako itu masih banjir sampai sekarang. Padahal perusahaan banyak di sana. Ini akibat anak sungai dan drainase dangkal dan sempit yang di sekitarnya banyak lahan perusahaan," sebutnya.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment