Sahabat.com - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta bertekad untuk mengembangkan sumber daya manusia pertanian dengan membina kaum muda menjadi petani milenial menuju "young agri preneur".
"Rendahnya minat generasi milenial terhadap bidang pertanian menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Sleman, untuk itu kami terus berupaya mengembangkan SDM pertanian dengan membina kaum muda," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman Suparmono di Sleman, Kamis.
Menurut dia, sasaran dari pembinaan ini yakni pemuda/pemudi berusia 19 - 39 tahun yang berjiwa milenial dan tertarik di bidang pertanian dan atau yang telah bergerak di bidang pertanian.
"Saat ini tercatat sebanyak 850 petani milenial di Kabupaten Sleman," katanya.
Ia mengatakan, petani milenial sleman tersebar di 17 kapanewon (kecamatan) dengan jumlah terbesar di Kapanewon Prambanan-Kalasan sebesar 13 persen dan jumlah terkecil di Kapanewon-Ngemplak Cangkringan sebesar 5 persen.
"Jumlah petani milenial laki-laki sebanyak 71,75 persen sedangkan jumlah petani milenial perempuan baru sebanyak 28,25 persen saja," katanya.
Kemudian petani milenial yang menempuh pendidikan tinggi (diploma dan sarjana) sebanyak 29,875 persen, sedangkan 67,625 persen lainnya masih menempuh pendidikan/ lulus pendidikan SMP dan SMA.
Suparmono mengatakan, subsektor hortikultura merupakan subsektor yang paling banyak digeluti petani milenial yaitu sebanyak 34,75 persen, disusul subsektor tanaman pangan sebesar 20,625 persen, subsektor lainnya (olahan, pemasaran, jasa, dan lainnya) sebesar 14,875 persen.
"Sedangkan subsektor peternakan sebesar 10,875 persen, subsektor pemanfaatan pekarangan 7,625 persen, subsektor perikanan sebesar 6,625 persen, dan subsector perkebunan sebesar 4,625 persen," katanya.
Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman melalui Bidang Penyuluhan mempunyai program untuk menumbuhkan minat generasi muda untuk berwirausaha di bidang pertanian melalui berbagai kegiatan penyuluhan dan pelatihan diantaranya yaitu pelatihan kewirausahaan bagi pemuda serta pelatihan agribisnis bagi petani milenial.
"Pelatihan ini bertujuan untuk mencetak petani sebagai 'young agri preneur' (pengusaha muda pertanian)," katanya.
Ia mengatakan, yang dimaksud dengan pengusaha muda pertanian yaitu petani yang mampu untuk mengidentifikasi dan mengeksploitasi peluang-peluang pasar yang ada dan bernilai tinggi dengan memanfaatkan sumber daya pertanian yang dimiliki oleh petani dengan cara yang fleksibel dan inovatif, tidak hanya ahli dalam proses produksi mereka juga memiliki kemampuan manajerial usaha yang visioner berorientasi hasil.
"Penguasaan pertanian pintar dengan dukungan petani pintar menjadi andalan untuk menumbuh-kembangkan agroprenuer untuk menjadikan pertanian menjadi sektor yang menarik bagi kaum milenial dan menguntungkan," katanya.
Keberhasilan usaha petani milenial, kata dia, diharapkan dapat memberikan motivasi kepada generasi milenial untuk terjun berwirausaha di bidang pertanian dan berkontribusi nyata dalam pembangunan dibidang pertanian
"Penguatan dan pengembangan petani milenial menjadi 'young agri preneur' perlu didukung oleh semua unsur. Konsep pentahelix dimana unsur pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media bersatu padu bersinergi, berkoordinasi serta berkomitmen menjadi kunci utama keberhasilan dan keberlanjutan program," katanya.(Ant)
0 Komentar
Nusantara TV Bersama Badan Otorita Borobudur Siap Gelar Ajang Biosferun
Alumni USU Jabodetabek Peduli Gelar Perayaan HUT ke-79 RI, Ini Pesan Ketua Pembina Nurdin Tampubolon
Bio Farma Terima Award dari Markplus dalam Sektor Farmasi
Menteri LHK Siti Nurbaya Jadi Inspektur Upacara 17 Agustus di Taman Nasional Gunung Rinjani
Ibu Kota Nusantara Sebagai Kota Unik
Moeldoko Ingatkan Percepatan Implementasi Program MLFF
Aturan Pelaksana UU Kesehatan Telah Diterbitkan Pemerintah
Cuaca Sebagian Besar Indonesia Berawan Tebal Rabu
Leave a comment