Pemkab Trenggalek Giatkan Gerakan Pangan Murah Tiap Tahun

27 Juni 2023 08:44
Penulis: Alber Laia, news
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin saat meninjau gelaran pameran GPM di Trenggalek, Senin (26/6/2023) (ANTARA/HO - Prokopim Trenggalek)

Sahabat.com  - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur berkomitmen menggiatkan pelaksanaan program gerakan pangan murah (GPM) untuk masyarakat setiap tahun.

"Gerakan pangan murah sudah diluncurkan. Saya bayangkan kalau distribusi kebutuhan pokok ini tidak terlalu jauh harganya juga pasti murah," kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menanggapi pelaksanaan pameran GPM di Trenggalek, Selasa.

Ia lalu bercerita kegiatan sidak yang barusan dilakukan beserta jajaran di pasar Basah dan Pasar Hewan Surondakan.

Selama ini banyak barang kebutuhan yang di suplai dari daerah Malang dan dari luar kota lainnya. Akibatnya, harga-harga cenderung naik karena adanya beban biaya transportasi dari daerah asal menuju Trenggalek

Kompensasi distribusi inilah yang dikatakan Arifin membuat harga-harga kebutuhan itu menjadi mahal.

"Misal bawang merah yang ditanam sendiri oleh tetangga kita harganya sekitar Rp30 ribu per kilogram. Ini kalau dibandingkan dengan tahun tahun kemarin, atau hari hari sebelumnya, itu sudah termasuk tinggi (mahal). Dan begitu komoditas ini sampai di pasar (Trenggalek) harganya naik lagi di kisaran angka Rp34 ribu hingga Rp35 ribu per kilogram. Jadi lebih mahal lagi," ujarnya.

Demikian juga dengan komoditas padi maupun jagung. Kalau berasnya kiriman dari jauh atau daerah lain, hampir bisa dipastikan harga di Trenggalek juga sudah pasti menjadi lebih mahal karena faktor beban angkutan atau biaya distribusi.

Padi/beras kering giling non premium yang di tingkat petani di kisaran Rp8.700 per kilogram, begitu sampai di pasar-pasar Trenggalek bisa mencapai Rp9.500-an per kilogram. Beras jenis premium bahkan bisa lebih mahal lagi, yakni mulai Rp10.500 hingga Rp12 ribuan per kilogram.

Jagung yang dalam beberapa kondisi banyak disuplai dari wilayah Tulungagung Selatan (Pucanglaban) harga lokal masih di kisaran Rp4.800 an ribu per kilogram, tapi begitu sampai di Trenggalek harga jualnya terkerek hingga Rp5.300 per kilogram.

Selain beban distribusi, kenaikan ini juga dipengaruhi rantai distribusi yang melewati pedagang/pengepul beras/jagung yang tentunya menambahkan nominal biaya tertentu untuk marjin keuntungan perdagangan.

"Oleh karena itu, gerakan pangan murah ini bisa seminggu atau sebulan sekali di gelar di kecamatan. Kita kumpulkan semua petani petani lokal yang selama ini tidak punya akses ke pasar. Coba diidentifikasi seperti kelompok wanita tani yang produksinya sayur. Kita sudah berhasil melakukan di tingkat ASN. Tunjangan beras ASN, kita belikan beras asli produksi dari petani Trenggalek," katanya.

Arifin berjanji pihaknya akan terus berupaya meningkatkan koordinasi, memangkas biaya distribusi hulu-hilir, serta mengidentifikasi berbagai masalah maupun keluhan yang muncul.

"Sudah sering kita melakukan kunjungan, sidak, seharusnya kita sudah bisa baca. Kalau mendekati momen tertentu biasanya yang naik itu apa, komoditasnya apa," katanya.

Seluruh komoditas itu nantinya dimasukkan ke data BPS, komoditasnya apa saja untuk diidentifikasi mana-mana yang biasanya menyumbang inflasi, tutup Arifin.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment