Pj Gubernur Sulsel ajak Dongkrak Kesejahteraan dengan Tanam Pisang

06 Desember 2023 10:19
Penulis: Alber Laia, news
Pj Gubernur Sulawesi Selatab Bahtiar Baharuddin, memberikan sambutan pada acara penanaman bibit pisang di Kabupaten Bone, Sulsel.ANTARA/HO-Humas Pemprov Sulsel.

Sahabat.com - Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin mengajak masyarakat Desa Mattiro Walie, Kecamatan Bontocani, Kabupaten Bone, meningkatkan kesejahteraan melalui program budi daya pisang cavendish, sukun, dan nangka madu.

Bahtiar dalam keterangannya yang diterima di Makassar, Rabu, menjelaskan, untuk bisa membantu ekonomi daerah bisa tumbuh harus ada komoditas yang menjadi daya tarik investor.

Ia yakin setelah ada lahan pisang cavendish 1.000 hektare yang didukung kepastian pasar baik lokal, ekspor, maupun industri, maka ekonomi daerah itu akan meningkat.

"Saya canangkan program penanaman pisang cavendish dan ini seluruh Sulsel dengan luas lahan 500.000 hektare dan satu miliar pohon," ujarnya.

Namun ia juga mengingatkan bahwa lahan pertanian apapun harus memiliki sumber air terlebih dahulu. "Apalagi empat bulan pertama pertumbuhan tanaman pisang cavendish sangat membutuhkan air," katanya.

Sementara itu Fajar Rudin (51), salah satu warga Desa Mattiro Walie, menyampaikan di desanya kerap ada serangan babi pada malam hari dan monyet pada siang hari, sehingga menjadi tantangan dalam budi daya pisang.

"Ini tanaman pisang bagus Bapak Gubernur, tapi di sini monyet dan babi itu tantangan yang sangat besar," ujarnya.

Warga Bontocani lainnya, Asdar (43), menyampaikan terima kasih atas inisiatif Pj Gubernur Sulsel mencanangkan budi daya pisang cavendish, sukun, dan nangka madu tersebut.

"Kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Gubernur sudah mau hadir di kecamatan kami. Kami setuju dengan budi daya pisang cavendish ini. Semoga ini bisa mengubah ekonomi kami, tapi tanah kami sering terjadi longsor," ujarnya.

Kedatangan Pj Gubernur Bahtiar juga dimanfaatkan warga lainnya, Hasbi, untuk melaporkan kondisi pendidikan di daerah tersebut. Sejauh ini angka putus sekolah sangat tinggi disebabkan kurangnya infrastruktur, seperti jalan dan jaringan internet. 

"Kami sangat berharap dan berterima kasih kalau bisa dibantu jaringan internet sekolah kami. Karena kalau kami mengikuti ujian, kami ikut di luar kecamatan," tuturnya.

Sebagai tim pengajar, ia mengaku sudah bertahun-tahun mengurus Sekolah Menengah Pertama (SMP) Satu Atap Bontocani, Kabupaten Bone.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment