Potensi Tanah Longsor di DKI Berkurang Jadi 10 Titik per Maret 2023

03 Maret 2023 08:18
Penulis: Habieb Febriansyah, news
Tangkapan layar petugas gabungan membersihan sisa tanah longsor yang menimpa salah satu rumah warga di Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (3/2/2023). ANTARA/Instagram/@bpbdkdijakarta

Sahabat.com - Potensi tanah longsor di Jakarta berkurang dari 21 titik pada Februari menjadi 10 titik per Maret 2023 seiring perkiraan berakhirnya puncak musim hujan.

“Hindari daerah rawan bencana untuk pembangunan permukiman dan fasilitas lain,” kata Pelaksana Harian Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Muhammad Ridwan di Jakarta, Jumat.

BPBD DKI mendata berdasarkan pemetaan yang dilakukan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan 10 titik rawan longsor per Maret 2023.

Daerah rawan itu yakni di Jakarta Selatan meliputi wilayah Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu dan Pesanggrahan.

Selanjutnya di Jakarta Timur meliputi wilayah Kramat Jati dan Pasar Rebo.

PVMBG mengukur perkiraan wilayah potensi terjadi gerakan tanah berdasarkan hasil tumpang susun antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan dari BMKG.

Menurut informasi dari PVMBG, 10 titik itu berada pada zona menengah yang dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

Sementara pada zona tinggi, gerakan tanah lama dapat aktif kembali.

Meski titik rawan longsor di Jakarta berkurang namun, BPBD DKI mengimbau kepada lurah, camat dan masyarakat untuk tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal.

Selain menghindari daerah rawan longsor untuk permukiman, Ridwan juga mengimbau masyarakat mendirikan bangunan dengan fondasi yang kuat.

Selanjutnya, menanami kawasan yang gersang dengan tanaman yang memiliki akar kuat, banyak, dalam dan memiliki kanopi lebar.

Kemudian, tidak mendirikan bangunan permanen di daerah tebing dan tanah yang tidak stabil, membuat selokan yang kuat untuk mengalirkan air hujan.

“Waspada ketika curah hujan tinggi dan jangan menebang pohon sembarangan,” katanya.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment