Sahabat.com - Ratusan warga Gampong Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, mengungsi ke kantor kecamatan setempat guna menghindari gas beracun.
"Sampai saat ini sebanyak 446 warga mengungsi di Kantor Kecamatan Banda Alam. Mereka ditempatkan di tenda, musala, aula. Ada juga yang mengungsi ke rumah kerabat," kata Camat Banda Alam Iskandarsyah di Aceh Timur, Senin.
Iskandarsyah menyebutkan kejadian gas beracun terjadi pada Minggu (24/9) sekira pukul 17.30 WIB. Saat itu, anak-anak sedang bermain bola di lapangan, tiba-tiba mengalami sesak napas, kemudian pingsan dan dilarikan ke puskesmas setempat.
"Bau gas sudah dirasakan sejak Sabtu (23/9). Yang pertama terkena satu keluarga. Kemudian, pada Minggu (24/9) dirasakan orang lain. Mungkin karena dibawa angin, sehingga terkena lagi masyarakat lainnya," kata Iskandarsyah.
Sebelumnya, sejumlah warga Gampong Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, dilarikan ke instalasi gawat darurat puskesmas setempat karena diduga keracunan gas dari sumur perusahaan migas, PT Medco E&P Malaka.
Keracunan dengan dugaan yang sama bukan pertama kali terjadi wilayah lingkar tambang tersebut. Ratusan warga juga mengungsi akibat bau busuk yang diduga akibat pencucian sumur gas perusahaan migas di daerah tersebut.
Pemerintah Kabupaten Aceh Timur melalui badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) dan dinas sosial mendirikan tenda dan dapur umum di lokasi pengungsi.
"Semua pengungsi tertangani dan sampai saat ini kondisi aman terkendali. Dan kami juga akan terus mendampingi pengungsi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Aceh Timur Ashadi.
Kepala Dinas Sosial Aceh Timur Elfiandi mengatakan pihaknya juga telah membuka dapur umum serta menyediakan kebutuhan masa panik pengungsi tersebut.
"Untuk logistik pengungsi sudah tersedia dan semua peralatan untuk pengungsi dibawa, seperti popok bayi, susu, selimut, dan lainnya" kata Elfiandi.
Sementara itu, sebanyak 29 warga Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, yang menjadi korban gas beracun kini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zubir Mahmud.
"Ada 29 warga dirawat. Kami juga belum bisa memastikan apakah semua warga tersebut keracunan karena gas atau tidak. Sebab, di rumah sakit ini belum ada laboratorium," kata Direktur RSUD Zubir Mahmud Edy Gunawan.
PT Medco E&P Malaka, perusahaan migas yang beroperasi di wilayah itu, menyatakan menindaklanjuti laporan warga terkait dugaan kebauan di sekitar area operasi hingga menyebabkan warga mengalami keracunan gas.
VP Relations & Security PT Medco E&P Malaka Arif Rinaldi mengatakan perusahaan bergerak cepat dan berkoordinasi dengan instansi kesehatan setempat untuk memastikan warga mendapatkan perawatan dan penanganan medis secara intensif.
"Sebagian warga sudah diperbolehkan pulang. Perusahaan juga telah menurunkan tim kesehatan, keselamatan kerja dan lindung lingkungan ke lokasi kejadian serta memberikan penanganan kesehatan kepada warga," kata Arif Rinaldi.(Ant)
0 Komentar
KPAI Dapati 1,14 Juta Anak Masih Jadi Pekerja Anak
Kasad Panen Raya Jagung dan Singkong di Lahan Ketahanan Pangan Kostrad Ciemas Sukabumi
Siap Galau Bareng Lyodra hingga Afgan di Pesona Nusantara NTV
Tokoh Adat Ungkap Kedekatan PLN dengan Masyarakat di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
PLN UIP Nusra Kembangkan Berbagai Sektor Potensial di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
Polda Metro Jaya Tangkap Kekasih Artis Tamara Tyasmara
Tanggul wulan Jebol, Jalur Pantura-kudus Terputus
Wakapolri Tegaskan Tidak Ada Instruksi Video Testimoni Rektor
AMIN Gelar Kampanye Akbar di JIS, Ini Tiga Lokasi Parkir Kendaraan
Leave a comment