Sahabat.com - Sebanyak sembilan jiwa terkena dampak kebakaran rumah tinggal di Jalan Anggrek 1 RT.09 RW.09, No.12 A dan No.12 B, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa pagi.
Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat, Syarifudin menyebut mereka adalah penghuni dua unit rumah yang terbakar.
"Satu rumah yang terbakar itu milik Ketua RT (RT09, RW09), satu lagi rumah sebelahnya," kata Syarifudin saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Hingga kini, mereka mengungsi ke rumah tetangga dan sanak keluarga mereka.
"Mengungsi ke tetangga sama sanak keluarga," kata Syarifudin.
Lebih lanjut, Syarifudin menyebut pihaknya menerima informasi kebakaran pada pukul 04.05 WIB dan kemudian memulai operasi pemadaman pada pukul 05.02 WIB, hingga kebakaran padam pada pukul 06.27 WIB.
"Total personel yang diturunkan 62 personel dan 14 unit armada pemadam," kata dia.
Adapun kebakaran tersebut, kata Syarifudin, diakibatkan oleh hubungan arus pendek listrik di lantai rumah.
"Diduga karena 'korsleting' (arus pendek) listrik di lantai dua rumah," ujar dia.
Tidak ada korban jiwa maupun korban luka-luka dalam kebakaran tersebut.
Sementara itu, kata Syarifudin, memperkirakan kerugian material akibat kebakaran tersebut mencapai Rp600 juta.
Bantuan logistik
Secara terpisah, Ketua Subkelompok Urusan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Embay Suhaimi mengatakan pihaknya telah menurunkan bantuan logistik bagi para korban kebakaran.
"Bantuan logistik yang kita berikan itu 10 lembar matras, 12 paket 'family kits' (paket sandang keluarga), 10 lembar selimut, empat lembar terpal, tiga set mukenah, dua paket peralatan bayi dan tiga lembar sarung," kata Embay.
Bantuan tersebut, kata Embay, diterima oleh Ketua RW 09, Samsuri dan Ketua RT 09 sekaligus korban, Thio Henglai.
Sebelumnya, Embay juga mengimbau agar masyarakat taat dalam menggunakan listrik karena kelalaian penggunaan listrik dapat menyebabkan kebakaran.
"Gini ya, hampir rata-rata terjadinya kebakaran itu kan 74,7 persen akibat alat listrik. Nah itu warga itu hampir rata-rata yang seperti itu terjadi karena arus pendek. Makanya masyarakat perlu hati-hati gunakan listrik," katanya.
Selama ini, kata dia, banyak masyarakat menggunakan kabel-kabel yang tidak berstandar nasional.
"Itu yang kita khawatirkan makanya. Kedua, banyak pemakaian konsumen-konsumen sebenarnya kalau dibilang dulu itu nyolong-nyolong arus listrik gitu lah. Itu yang dikhawatirkan, karena dia langsung dari kabel, dari listrik sampai ke panelnya," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, banyak indikasi penggunaan satu meteran oleh empat sampai lima rumah sekaligus.
"Nah, biasanya satu titik meteran itu bisa ada lima atau empat cabang. Nah bahkan kabelnya kalau memang kita lihat tidak standar nasional atau ada kabel semrawut. Itu kita imbau supaya mengganti kabelnya. Jadi, kita itu sebagai pembelajaran seperti itu," ucap dia.(Ant)
0 Komentar
KPAI Dapati 1,14 Juta Anak Masih Jadi Pekerja Anak
Kasad Panen Raya Jagung dan Singkong di Lahan Ketahanan Pangan Kostrad Ciemas Sukabumi
Siap Galau Bareng Lyodra hingga Afgan di Pesona Nusantara NTV
Tokoh Adat Ungkap Kedekatan PLN dengan Masyarakat di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
PLN UIP Nusra Kembangkan Berbagai Sektor Potensial di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
Polda Metro Jaya Tangkap Kekasih Artis Tamara Tyasmara
Tanggul wulan Jebol, Jalur Pantura-kudus Terputus
Wakapolri Tegaskan Tidak Ada Instruksi Video Testimoni Rektor
AMIN Gelar Kampanye Akbar di JIS, Ini Tiga Lokasi Parkir Kendaraan
Leave a comment