Suku Moi Awali Buka Egek dengan Peluncuran Perahu Adat Baru

08 Juni 2023 09:39
Penulis: Alber Laia, news
Proses peluncuran perahu adat baru Suku Moi, sebagai bagian dari Buka Egek yang dilakukan sebagai penutup dari Festival Egek yang diadakan di Desa Malaumkarta, Distrik Makbon, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Kamis (8/6/2023). (ANTARA/Sean Filo Muhamad)

Sahabat.com - Masyarakat hukum adat Suku Moi di Sorong, menutup Festival Egek dengan melakukan Buka Egek yakni menghentikan ritual Egek dengan kembali mengambil hasil bumi yang diawali dengan peluncuran perahu baru.

"Buka Egek merupakan waktu dimana kita kembali melaut, mengambil hasil bumi untuk warga Suku Moi konsumsi sendiri," ujar Tokoh Adat Suku Moi Benyamin Kalami saat ditemui di acara tersebut yang diadakan di Festival Egek di Desa Malaumkarta, Distrik Makbon, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya pada Kamis.
 
Pria yang akrab disapa Beka tersebut mengatakan Buka Egek terdiri atas sebuah proses yang dimulai dengan peluncuran perahu baru yang diberi hiasan sebagai ciri khas perahu adat Suku Moi.  
 
Kemudian, sambungnya, perahu yang diluncurkan langsung digunakan untuk mencari ikan yang hendak disantap bersama seluruh warga Desa Malaumkarta yang mayoritas berasal dari Suku Moi.  
 
"Perahu ini hanya dihias, tidak langsung diwarnai, karena ini merupakan budaya dari leluhur," ujarnya.  
 
Adapun perahu adat tersebut, merupakan hasil dari kolaborasi masyarakat Desa Malaumkarta dengan Yayasan Konservasi Alam Nasional (YKAN).
 
Koordinator Program Bentang Laut Kepala Burung YKAN Awaludinnoer Ahmad mengatakan kolaborasi tersebut merupakan bagian dari program pendampingan kawasan Masyarakat Hukum Adat (MHA) Suku Moi.  
 
"Ini merupakan bantuan bagi kelompok kaum bapak di Malaumkarta untuk dapat melestarikan budayanya," kata pria yang akrab disapa Wawan itu.
 
Dia mengungkapkan saat ini banyak pemuda dari Suku Moi yang sudah lupa cara membuat perahu adat.
 
Maka dari itu, pihaknya berinisiatif untuk mendorong kaum bapak di Desa Malaumkarta untuk dapat membuat perahu adat Suku Moi.
 
Di samping itu, pihaknya juga melakukan pendampingan secara menyeluruh untuk pengelolaan laut secara berkelanjutan di wilayah MHA Suku Moi di Desa Malaumkarta.
 
"Harapannya, pengelolaan laut secara mandiri oleh masyarakat juga bisa dilakukan di wilayah MHA Suku Moi di Desa Malaumkarta pada waktu mendatang," demikian Awaluddinnoer Ahmad.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment