Tiga Industri Strategis Ini Incar Pemanfaatan Mineral di Masa Depan

04 Februari 2024 11:49
Penulis: Adiantoro, news
Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Bidang Tata Kelola Minerba Kementerian ESDM Irwandy Arif. (Istimewa/ruangenergi.com)

Sahabat.com - Pemerintah punya perhatian khusus terhadap pengembangan mineral kritis dan mineral strategis ke depan.

Hal itu diungkapkan Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Bidang Tata Kelola Minerba Kementerian ESDM Irwandy Arif. "Mineral kritis dan mineral strategis nantinya akan diarahkan kepada tiga industri strategis," ujar Irwandy dalam keterangan resminya, Minggu (4/2/2024).

Industri strategis yang pertama, ungkap Irwandy, yakni industri yang terkait dengan kendaraan listrik atau industri baterai untuk mobil dan motor listrik. Di mana industri tersebut, jelas dia, ekosistemnya akan membutuhkan mineral strategis dan mineral kritis yang sangat banyak.

"Nanti akan ada pembahasan bagaimana produk tembaga dan emas yang akan dikembangkan setelah seleseainya smelter di gresik oleh Freeport dan di Nusa Tenggara Barat oleh Amman Mineral, yang akan merubah produk tembaga kita dari konsentrat tembaga ke katoda tembaga secara keseluruhan dan dari anodanya akan menghasilkan emas," sambungnya saat acara "Road to Economic Outlook 2024", di Jakarta, Jumat (2/2/2024).

Hal tersebut, terang Irwandy, juga akan menunjang terhadap industri strategis yang kedua, yaitu industri terkait energi solar atau energi matahari, baik baterai maupun panel surya.

Kemudian Industri ini juga membutuhkan kuarsit atau pasir kuarsa yang kualitasnya ditingkatkan, sehingga bisa membentuk komponen-komponen atau ekosistem di dalam industri energi solar.

"Terakhir, yang ketiga, industri Strategis yang menjadi perhatian pemerintah dalam konsumsi mineral strategis dan kritis adalah untuk industri pertahanan dan kesehatan," imbuhnya.

Lebih lanjut, guna mendukung industri strategis tersebut, Irwandy juga memaparkan kebijakan pertambangan terkait mineral kritis dan mineral strategis ke depan, di antaranya adalah peningkatan eksplorasi sumberdaya cadangan minerba termasuk potensi logam tanah jarang dan mineral kritis yang memiliki nilai ekonomi dan bermanfaat dalam kebutuhan teknologi di masa depan.

Selanjutnya, dengan melakukan kemandirian dan pemenuhan bahan baku industri dari komoditas yang ada di dalam negeri, dan dengan melakukan peningkatan nilai tambah mineral atau hilirisasi.

"Dengan menaruh perhatian kepada mineral strategis pada mineral utama, ikutan, dan sisa hasil pengolahan dan/atau pemurnian dan juga mineral kritis," tukas Irwandy. 

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment