Wabup Semarang Dorong Satu Butir Telur Sehari Demi Cegah Stunting

25 Januari 2024 10:47
Penulis: Adiantoro, news
Ilustrasi. Masyarakat didorong satu butir telur setiap hari demi mencegah stunting. (Istimewa/Muhammad Zia Ulhaq/Habadaily.com)

Sahabat.com - Wakil Bupati (Wabup) Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Basari mendorong masyarakat lebih peduli dalam mencegah dan menangani stunting. 

Caranya, ungkap dia, yakni dengan menyisihkan uang Rp2 ribu, atau setara harga satu butir telur unggas per hari.

"Jika setiap warga yang mampu itu membantu Rp60 ribu per bulan untuk dibelikan telur dan dibagikan ke penyandang gizi buruk, maka persoalan bisa segera diatasi," kata Basari.

Hal itu disampaikannya saat membuka Rakor Penanganan Kemiskinan Ekstrem Melalui Pengembangan Usaha Ekonomi Desa, di Balai Desa Jetis, Bandungan, Kabupaten Semarang, seperti dilansir dari laman resmi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Kamis (25/1/2024).

Di hadapan 208 Kepala Desa yang menghadiri rakor, Basari menegaskan kasus tengkes atau stunting bisa terjadi karena ada warga yang sangat miskin. Sehingga, mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi minimal anggota keluarga, terutama anak-anak. 

Penanganannya harus dilakukan secara bersama-sama oleh semua pihak yang terkait, termasuk Pemerintah Desa, dan melibatkan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

Dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Wabup, Bupati Semarang Ngesti Nugraha mengimbau Bumdes dapat memberdayakan ekonomi lokal, untuk mengatasi kemiskinan ekstrem di desa. Salah satunya, dengan membantu masyarakat mengakses pembiayaan usaha ekonomi produktif yang mereka lakukan.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Riset Daerah (Baperinda) Kabupaten Semarang, Muslih menjelaskan, berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), saat ini tercatat 94.953 orang warga miskin ekstrem. 

Pihaknya telah menyerahkan data by name by addres itu kepada Kepala Desa untuk mendapatkan intervensi penanganan. Dia menambahkan, berdasarkan kesepakatan antara Dispermasdes (Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa) dan Dinsos (Dinas Sosial), setiap desa diperintahkan mengalokasikan dana Rp60 juta hingga Rp80 juta dari Dana Desa, untuk intervensi kemiskinan ekstrem.

"Sehingga ditargetkan pada 2024 dan dinilai pada awal 2025, Kabupaten Semarang bisa zero kemiskinan ekstrem," tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Basari juga menyerahkan SK Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tentang pemberian izin usaha kepada PT Lembaga Keuangan Mikro Permata Tuntang. LKM itu nantinya akan memusatkan perhatian pada pemberian pinjaman modal bagi pelaku usaha mikro dan kecil.

Sedangkan Direktur Utama PT LKM Permata, Muhammad Salman Khalimi menjelaskan, sesuai regulasi yang ada, pihaknya dapat memberikan pinjaman dana secara perorangan.

Namun, pihaknya tetap memberikan prioritas utama kepada pelaku usaha mikro, dengan bunga rendah 1,2 persen flat. Besaran itu masih lebih rendah dari lembaga keuangan lain.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment