Sahabat.com - Misteri penyebab terjadinya gempa bumi berkekuatan 4,8 magnitudo yang menghantam Sumedang, Jawa Barat akhirnya terungkap.
Plt Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid mengatakan pemicu gempa di Sumedang ternyata aktifitas Sesar Cileunyi – Tanjungsari, yang merupakan sesar aktif.
“Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman dari data BMKG, maka kejadian gempa bumi ini diperkirakan akibat aktifitas sesar aktif yaitu Sesar Cileunyi – Tanjungsari,” kata Wafid, Selasa (2/1/2024).
Menurut data Badan Geologi, Sesar Cileunyi – Tanjungsari merupakan sesar mendatar mengiri. Sebarannya mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles, dan nilai laju geser berkisar antara 0,19 – 0,48 mm/tahun.
Lokasi pusat gempa bumi terletak di darat di wilayah Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, dengan morfologi daerah sekitar pusat gempa bumi merupakan dataran hingga dataran bergelombang, setempat lembah, perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal.
Berdasarkan data Badan Geologi (BG) daerah Sumedang secara umum tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah keras (kelas C). Wilayah ini secara umum tersusun oleh endapan kuarter berupa batuan rombakan gunung api dan endapan danau.
Sebagian batuan tersebut, kata Wafid, telah mengalami pelapukan. Endapan kuarter secara umum bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.
Badan Geologi menyatakan bahwa wilayah Kabupaten Sumedang tergolong rawan gempa bumi, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi gempa bumi.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak di darat pada koordinat 107,94 BT dan 6,85 LS, berjarak sekitar 1,5 km timur Kota Sumedang, Provinsi Jawa Barat, dengan magnitudo 4,8 pada kedalaman 5 km.
Kendati demikian, Wafid menandaskan, kejadian gempa bumi itu diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.
0 Komentar
    
    Alumni USU Jabodetabek Peduli Gelar Perayaan HUT ke-79 RI, Ini Pesan Ketua Pembina Nurdin Tampubolon
    Bio Farma Terima Award dari Markplus dalam Sektor Farmasi
    Menteri LHK Siti Nurbaya Jadi Inspektur Upacara 17 Agustus di Taman Nasional Gunung Rinjani
    Ibu Kota Nusantara Sebagai Kota Unik
    Moeldoko Ingatkan Percepatan Implementasi Program MLFF
    Aturan Pelaksana UU Kesehatan Telah Diterbitkan Pemerintah
    Cuaca Sebagian Besar Indonesia Berawan Tebal Rabu
    
Leave a comment