BKKBN Turunkan Stunting Sulawesi Tengah Lewat Program Suaramampena

06 Februari 2023 09:07
Penulis: Habieb Febriansyah, news
Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar, Fatmawati (ANTARA/HO BKKBN Sumbar)

Sahabat.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berupaya menurunkan stunting di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah lewat sebuah program inovasi bernama “ Suaramampena ”.

“Pemerintah daerah tidak henti-hentinya terus fokus menurunkan permasalahan gizi, mengingat masalah stunting sudah menjadi masalah serius sebagai salah satu penyakit kronis yang mengakibatkan terganggunya perkembangan anak. Ini hal serius untuk ditangani bersama," kata Wakil Bupati Parigi Moutong Badrun Nggai dalam keterangan resmi BKKBN di Jakarta, Senin.

Badrun menuturkan pada tahun 2021 prevalensi stunting Parigi Moutong berada pada angka 31,7 persen dan menduduki peringkat tertinggi kedua prevalensi stunting tertinggi di Sulawesi Tengah. Barulah ketika 2022 turun menjadi 27,4 persen.

Guna memberikan perlindungan pada anak dari stunting , wajib membentuk program bernama Suaramampena yang namanya merupakan akronim dari Bahasa Kali, “ Songu Lara Mompakalonpe Ngana ” yang memiliki arti satu hati untuk memperbaiki anak-anak.

Program baru itu dibuat untuk memfokuskan pemerintah daerah, dalam membangun kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan dalam penanganan stunting .

Dalam Suaramampena , turut diselipkan salah satu program unggulan BKKBN yakni Bapak Asuh Anak Stunting ( BAAS ) sesuai Surat Keputusan Bupati Parigi Moutong Nomor 269.45/27/DP3AP2KB tahun 2023.

Seluruh anggota Tim Suaramampena harus ikut serta berkontribusi dalam BAAS serta berkoordinasi kepada instansi terkait baik pemerintah desa/kelurahan, tenaga kesehatan, Tim Pendamping Keluarga ( TPK ) dan Kader Pembangunan Manusia dalam melakukan kegiatan intervensi sejak ibu belum mengandung hingga balita di desa binaan.

Sejauh ini, sudah ada 50 pemangku kepentingan yang dikukuhkan di antaranya Sekretaris Daerah, Ketua dan anggota DPRD, Ketua TP - PKK , unsur forum koordinasi pimpinan daerah, pejabat pimpinan tinggi pratama hingga pimpinan manajemen.

"Ternyata sudah terdapat anak kekurangan gizi, dan saya lihat sendiri di rumah sakit umur tujuh tahun masih seperti bayi yang tidak bisa jalan, ini teguran bagi kami. Mari kita kerja sama untuk menuntaskan yang namanya kekurangan gizi," katanya.

Wakil Bupati Toli - Toli Mohammad Besar Bantilan meminta tiap pihak untuk menghilangkan ego masing-masing dan memperkuat kerja sama menurunkan stunting .

Salah satunya dengan mengajak setiap perusahaan dan perbankan menangani stunting , yang pengawalnya membantu aparat keamanan agar bantuan yang diberikan tepat sasaran.

“Jangan sampai bantuannya dijual, karena masih ada sebagian orang dikasih susu, dikasih makanan sehat, mereka pikir masih bisa kasih makan mie goreng, jadi dijual saja ini bantuan,” katanya.

Terkait pengalokasian dana desa, Besar meminta para kepala desa agar tidak perlu khawatir mengalokasikan dana desa pada pos stunting

"Saya selalu tekankan anggarkan stunting 5-10 persen. Anggaran ini juga akan dikelola oleh ibu-ibu PKK desa, ibu-ibu PKK itu istrinya kades juga, makanya selalu saya bilang tidak kemana-mana ini uang," ujarnya.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment