BP2MI minta PMI Lawan Hoaks Kedatangan Naker Asing Jelang Pemilu

13 September 2023 10:17
Penulis: Alber Laia, news
BP2MI memaparkan data seluruh skema penempatan pekerja migran Indonesia sepanjang 2021-2023 di Jakarta, Selasa (12/9/2023). (ANTARA/HO-BP2MI)

Sahabat.com - Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Ramdhani meminta pekerja migran Indonesia melawan narasi bohong atau hoaks yang biasanya bergulir menjelang pemilihan umum tentang penempatan 10 juta pekerja asing dari China ke Indonesia.

Di hadapan 56 PMI yang akan diberangkatkan ke Korea Selatan dan enam PMI penempatan ke Taiwan, ia mengatakan bahwa hoaks seperti itu mesti dilawan karena dapat merugikan Indonesia yang telah menempatkan sekitar 4,8 juta PMI ke berbagai negara sejak 2007 hingga 2023.

"Ada 10 juta pekerja asing China masuk ke Indonesia, itu bohong semua. Mereka yang suka menyebarkan narasi bohong, hoaks, itu pengkhianat-pengkhianat negara, pengkhianat bangsa," kata dia dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Ia mengajak PMI melawan penyebaran kebencian dan fitnah tersebut dengan cara aktif menebarkan informasi-informasi yang benar dan menularkan kebaikan melalui akun media sosial masing-masing.

Informasi yang benar, kata dia, mesti disampaikan ke pengikut di media sosial masing-masing bahwa jumlah pekerja migran Indonesia yang ditempatkan ke luar negeri ada berlipat-lipat kali lebih banyak jumlahnya daripada tenaga kerja asing di Indonesia yang hanya berkisar 86 ribu orang.

"Dari 86 ribu itu, jumlah tenaga kerja China hanya 26 ribu (orang, red.). 26 ribu dibandingkan dengan jumlah PMI yang ditempatkan ke daratan China (Taiwan dan Hongkong, red.), baru sekitar 1,4 persen," kata Benny.

Berdasarkan data BP2MI sejak 2007 hingga September 2023, jumlah PMI ke Taiwan mencapai 943.078 orang dan ke Hongkong mencapai 902.867 orang. Jika ditotal, jumlahnya menjadi 1.845.945 orang.

Karena jumlahnya berlipat-lipat kali lebih banyak, penyampaian hoaks untuk menyudutkan keberadaan tenaga kerja China di Indonesia menjadi tidak benar.

Ia mengatakan kalau narasi yang muncul kemudian dibalik, PMI yang bekerja di China daratan justru yang dipersoalkan.

Hal itu, katanya, tentu bisa merugikan anak-anak bangsa Indonesia karena 1,8 juta PMI yang ditempatkan di Taiwan dan Hongkong akan kehilangan mimpi-mimpi untuk bekerja di luar negeri.

"Sudahi, stop setiap bentuk sentimen-sentimen negatif ini. Karena bangsa kita membutuhkan keutuhan, butuh persatuan nasional. Bangsa ini tidak boleh dirusak oleh orang-orang yang hanya karena kepentingan politik, dia merusak persatuan dan kesatuan anak-anak bangsa," kata dia.

Dalam kegiatan tersebut, Benny melepas 56 PMI program kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Korea Selatan (G to G).

Terdapat enam PMI program penempatan spesial ke Taiwan atau SP2T (Special Placement Program to Taiwan) yang juga diberangkatkan pada Rabu.

Benny mengatakan SP2T adalah program spesial di mana biaya penempatan nihil, karena biaya agensi, tiket, visa, pemeriksaan medis hingga asuransi BPJS Kesehatan sudah ditanggung oleh pengguna.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment