Sahabat.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur mengoptimalkan Posko Siaga Bencana sebagai langkah mitigasi terhadap potensi bencana akibat cuaca ekstrem yang diprakirakan BMKG berlangsung hingga 12 Februari 2023.
"Kami telah mengaktifkan posko siaga darurat pada setiap kecamatan. Ada surat penegasan kepada seluruh camat tentang pemberitahuan cuaca ekstrem ini sehingga bisa diteruskan juga kepada masyarakat," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Manggarai Timur Petrus Subin ketika dihubungi dari Mbay, Kabupaten Nagekeo, Rabu.
BMKG beberapa waktu lalu memberikan pernyataan terkait cuaca ekstrem yang dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi akibat kemunculan Siklon Tropis di sekitar wilayah Indonesia.
Dalam siaran persnya, Minggu, BMKG meminta pemerintah daerah dan masyarakat untuk siaga dan waspada menghadapi cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan banyak kerugian.
Menanggapi informasi tersebut, Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur telah melakukan rapat koordinasi tim Percepatan Penanggulangan Bencana Daerah dengan fokus pada peningkatan tugas posko yang berada di kabupaten dan kecamatan.
Selanjutnya Pemkab Manggarai Timur juga menerbitkan alur mekanisme percepatan penanganan bencana daerah. Petrus menyebut alur mekanisme itu berkaitan dengan penanganan pelaporan bencana oleh masyarakat.
"Jadi ada sistem penanganan bencana yang cepat. Kejadian bencana dilaporkan oleh kepala desa ke bupati sehingga perangkat daerah terkait bisa mengambil langkah penanganan yang cepat dan tepat," ucap Petrus.
Sembari mengaktifkan posko siaga darurat untuk menerima pelaporan kejadian bencana, BPBD Manggarai Timur juga terus mengimbau masyarakat untuk waspada dengan potensi bencana seperti banjir dan tanah longsor akibat cuaca ekstrem sebagaimana prakiraan BMKG tersebut.
Berbagai langkah proaktif pun diarahkan BPBD untuk dilakukan oleh masyarakat, seperti melakukan evakuasi mandiri apabila intensitas hujan tinggi dengan durasi yang lama. Peringatan ini dia khususkan bagi warga yang tinggal di pesisir pantai, bantaran sungai, daerah miring/terjal/tebing, dan lereng bukit.
"Ada potensi angin kencang, sehingga dahan pohon yang rapuh dan mudah rubuh harus dipotong untuk mengantisipasi rusaknya rumah karena dihantam pohon," ungkapnya.(Ant)
0 Komentar
KPAI Dapati 1,14 Juta Anak Masih Jadi Pekerja Anak
Kasad Panen Raya Jagung dan Singkong di Lahan Ketahanan Pangan Kostrad Ciemas Sukabumi
Siap Galau Bareng Lyodra hingga Afgan di Pesona Nusantara NTV
Tokoh Adat Ungkap Kedekatan PLN dengan Masyarakat di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
PLN UIP Nusra Kembangkan Berbagai Sektor Potensial di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
Polda Metro Jaya Tangkap Kekasih Artis Tamara Tyasmara
Tanggul wulan Jebol, Jalur Pantura-kudus Terputus
Wakapolri Tegaskan Tidak Ada Instruksi Video Testimoni Rektor
AMIN Gelar Kampanye Akbar di JIS, Ini Tiga Lokasi Parkir Kendaraan
Rekayasa Lawan Arus Mulai Diberlakukan di Tol Jakarta-Cikampek
Leave a comment