Diplomasi Literasi Bencana

15 Februari 2023 14:07
Penulis: Habieb Febriansyah, news
Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama Forkopimda Kota Banda Aceh memantau debit air dan kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Aceh usai hujan deras disertai angin di Banda Aceh, Aceh, Sabtu (11/2/2023). ANTARA FOTO / Irwansyah Putra/rwa. (ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA)

Sahabat.com - Diplomasi adalah sebuah seni dan teknik dalam memperoleh dukungan dari negara lain untuk kepentingan nasional. Dalam diplomasi, negara beserta aparatnya perlu menguasai dan memahami berbagai aspek yang terkait dengan kepentingan nasionalnya, termasuk bencana alam.

Sedangkan literasi bencana merupakan kemampuan individu, masyarakat, dan institusi untuk memahami risiko bencana, serta mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengatasi ancaman bencana.

Tujuan literasi bencana adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan memperkuat kapasitas individu dan institusi dalam menghadapi bencana.

Peningkatan literasi bencana di kalangan masyarakat sangat penting untuk memastikan kesadaran dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana alam. Salah satu cara untuk meningkatkan literasi bencana adalah melalui media massa, seperti televisi, radio, atau media sosial.

Melalui media massa, masyarakat dapat memperoleh informasi terkait dengan bencana alam, mulai dari cara mempersiapkan diri sebelum terjadinya bencana, hingga cara bertindak saat terjadi bencana.

Bukti keseriusan pemerintah Indonesia di dalam literasi bencana juga dibuktikan dengan masuknya literasi bencana atau kebencanaan di dalam fokus prioritas, aksi, dan indikator Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2020-2024.

Diplomasi Literasi Bencana

Sejarah diplomasi kebencanaan Indonesia dimulai dari tahun 2009. Saat itu Indonesia berpartisipasi aktif dalam konferensi kebencanaan yang diselenggarakan oleh PBB.

Tahun 2011, Presiden SBY menerima penghargaan Global Champion for Disaster Risk Reduction dari Sekjen PBB. Tahun 2022, Indonesia menjadi tuan rumah Global Platform for Disaster Risk Reduction.

Diplomasi literasi bencana merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh sebuah negara dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bencana alam.

Diplomasi ini mengajarkan bahwa literasi bencana merupakan salah satu modal yang dapat membantu negara dalam menghadapi bencana alam.

Diplomasi literasi bencana dapat menjadi instrumen yang efektif untuk mengurangi risiko bencana. Diplomasi ini melibatkan para diplomat dan organisasi internasional dalam membangun kesadaran dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang risiko bencana.

Diplomasi literasi bencana juga mencakup upaya untuk membangun kapasitas individu dan institusi dalam menghadapi bencana dan memperkuat koordinasi antar negara dan organisasi dalam penanggulangan bencana.

Urgensi diplomasi literasi bencana dalam konteks kebangsaan, terlihat ketika suatu negara sedang mengalami bencana alam. Ketika bencana alam terjadi, maka seluruh pihak, baik itu pemerintah, masyarakat, maupun dunia internasional harus bersama-sama untuk menangani bencana tersebut.

Pemerintah sebagai penyelenggara negara harus mampu mengorganisasi sumber daya yang ada dalam upaya penanggulangan bencana alam.

Sementara itu, masyarakat sebagai elemen yang terdampak oleh bencana alam, harus dapat memahami berbagai informasi terkait bencana alam tersebut dan bagaimana cara menghadapinya.

Selain itu, diplomasi literasi bencana juga dapat dilakukan dengan melibatkan dunia internasional. Dalam konteks ini, diplomasi literasi bencana dapat dilakukan dengan cara mengajak negara-negara lain untuk berkolaborasi dalam upaya penanggulangan bencana alam.

Kolaborasi ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari penyediaan bantuan kemanusiaan, hingga penyediaan sumber daya manusia untuk membantu dalam penanggulangan bencana.

Ala Indonesia

Sebagai negara kepulauan yang berada di wilayah Cincin Api Pasifik, Indonesia seringkali menjadi sasaran bencana alam. Bencana alam yang sering terjadi di Indonesia seperti gempa bumi, tsunami, banjir, dan erupsi gunung berapi dapat menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi masyarakat dan lingkungan.

Selain itu, bencana alam juga berpotensi memicu konflik dan ketidakstabilan politik di daerah terdampak.

Untuk mengatasi masalah ini, Indonesia perlu melakukan diplomasi literasi kebencanaan yang fokus pada upaya pencegahan dan mitigasi bencana. Diplomasi ini juga harus memperhatikan aspek perdamaian dan keamanan dunia karena bencana alam tidak hanya berdampak pada tingkat lokal, tetapi juga global.

Diplomasi ala literasi kebencanaan dapat menjadi salah satu upaya Indonesia untuk mempromosikan perdamaian dan keamanan dunia.

Diplomasi literasi bencana ala Indonesia perlu memperkuat kerja sama antarnegara dalam menghadapi bencana alam.

Indonesia dapat berperan sebagai mediator antar negara dalam rangka meningkatkan kapasitas dan pengetahuan dalam bidang kebencanaan.

Kerja sama ini tidak hanya melibatkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, tetapi juga negara-negara lain di dunia yang juga seringkali mengalami bencana alam.

Salah satu bentuk kerja sama yang dapat dilakukan adalah dengan membangun sistem peringatan dini bencana alam yang efektif dan terintegrasi di tingkat regional dan global.

Hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat peran Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan mengembangkan teknologi yang memadai untuk memprediksi dan memantau bencana alam.

Selain itu, diplomasi ala literasi kebencanaan juga dapat mempromosikan pengembangan sistem peringatan dini yang lebih responsif dan akurat, termasuk melalui penggunaan teknologi blockchain dan kecerdasan buatan (AI).

Indonesia juga perlu memperkuat kerja sama dengan badan-badan internasional yang bergerak di bidang penanganan bencana alam, seperti United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR) dan International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC).

Kerja sama ini dapat dilakukan dengan saling bertukar pengetahuan dan pengalaman dalam bidang kebencanaan serta meningkatkan koordinasi dalam rangka penanganan bencana alam.

Salah satu contoh kolaborasi dalam diplomasi literasi bencana yang berhasil adalah ketika terjadi bencana alam di Aceh pada tahun 2004.

Saat itu, Indonesia berhasil melakukan diplomasi dengan negara-negara lain untuk mendapatkan bantuan dalam penanggulangan bencana alam tersebut.

Berbagai negara, termasuk negara-negara di ASEAN dan negara-negara di luar Asia seperti Amerika Serikat dan Inggris, memberikan bantuan berupa logistik, tenaga medis, dan pendanaan.

Kolaborasi antara Indonesia dengan negara-negara lain dalam penanggulangan bencana alam tersebut membuktikan bahwa diplomasi literasi bencana dapat memberikan hasil yang positif.

Selain itu, melalui diplomasi literasi bencana, pemerintah bersama masyarakat dan semua pihak perlu memperkuat upaya pencegahan dan mitigasi bencana alam di tingkat nasional.

Indonesia dapat meningkatkan kesiapan dan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi bencana alam dengan memperkuat sistem pendidikan dan pelatihan kebencanaan. Pendidikan dan pelatihan kebencanaan dapat dilakukan di semua tingkat pendidikan, baik itu di sekolah maupun di masyarakat.

Kolaborasi dan sinergi multi-lintas sektoral juga diperlukan untuk membumikan diplomasi literasi bencana untuk mewujudkan perdamaian dunia dan kesejahteraan masyarakat, terutama di daerah bencana.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment