Kepala PSIP: Penggunaan Benih Unggul Kurangi Risiko Gagal Panen

27 Juli 2023 10:40
Penulis: Alber Laia, news
Kepala Pusat Standardisasi Instrumen Perkebunan (PSIP) Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian Republik Indonesia Syafaruddin saat memberi keterangan. Bandarlampung, Kamis (27/7/2023). ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.

Sahabat.com - Kepala Pusat Standardisasi Instrumen Perkebunan (PSIP) Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian Syafaruddin mengatakan penggunaan benih unggul bersertifikat dapat mengurangi risiko gagal panen komoditas perkebunan menjelang terjadinya fenomena El Nino.

"Sebentar lagi diprakirakan kita akan menghadapi fenomena El Nino, dan ini ada kemungkinan berdampak kepada penyebaran hama penyakit tanaman karena secara nutrisi tanaman dalam kondisi lemah," ujar Syafaruddin di Bandarlampung, Kamis.

Ia mengatakan untuk mengurangi dampak atas adanya fenomena El Nino, salah satunya gagal panen terhadap tanaman perkebunan, pihaknya menganjurkan petani menggunakan benih unggul bersertifikat.

"Selagi petani menggunakan benih unggul bersertifikat, harapannya semuanya aman kecuali ada penyakit tertentu yang cukup ekstrem, sebab adanya El Nino berdampak kepada hama penyakit juga," katanya.

Dia menjelaskan saat ini banyak petani yang menggunakan bibit varietas tanaman tidak sesuai anjuran, sehingga tengah disosialisasikan kembali untuk menggunakan bibit tanaman yang bersertifikasi.

"Banyak petani menggunakan varietas bukan yang dianjurkan, tapi di beberapa petani binaan pemerintah provinsi dan kabupaten sudah menggunakan varietas unggul yang disesuaikan oleh anjuran penyuluh dan kementerian karena ini yang tahan penyakit. Selain itu adanya fitopatologi juga berperan penting saat ini untuk menjaga komoditas unggulan terserang penyakit," ucapnya.

Menurut dia, selain mempertimbangkan penyakit pada tanaman, juga harus diperhatikan cara pemberian pupuk, dan perawatan tanaman.

"Jadi yang utama adalah penggunaan bibit varietas unggul bersertifikat menjadi poin penting untuk menjaga keberlangsungan komoditas perkebunan ataupun pertanian di daerah," tambahnya.

Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) Positif menguat sehingga membuat musim kemarau tahun ini menjadi lebih kering dan curah hujan dalam kategori rendah hingga sedang.
 
Puncak kemarau kering tersebut diprediksi akan terjadi pada Agustus hingga awal September dengan kondisi akan jauh lebih kering di banding tahun sebelumnya.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment