Sahabat.com - Kelompok Sadar Hemat Energi (KSHE) meminta pemerintah agar menyetarakan nilai Standar Kerja Energi Minimum (SKEM) dengan negara produsen peranti pengondisi udara (AC) untuk menekan praktik dumping.
"Agar peralatan yang less efficient itu tidak masuk ke negara kita berarti kan Standar Kerja Energi minimumnya harus setara dengan mereka," kata Ketua Forum KSHE Herlin Herlianika di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan negara-negara di ASEAN termasuk Indonesia telah menjadi sasaran produk dumping atau praktik pembuangan peralatan yang tidak efisien.
Penelitian lembaga nirlaba internasional CLASP bersama ASHRAE Indonesia dan Institute for Governance and Sustainable Development (IGSD) melaporkan sedikitnya 6,2 juta unit AC yang tidak efisien dilaporkan telah terjual pada tahun 2021 atau setara 74 persen dari total penjualan di seluruh Asia Tenggara.
Dalam penelitian itu juga disebutkan bahwa produk-produk AC dari perusahaan multinasional asal Cina, Korea, dan Jepang menjadi yang paling banyak beredar di dalam negeri.
Mayoritas produk tersebut juga dilaporkan tidak dipasangi Label Tanda Hemat Energi (LTHE) sesuai ketentuan pemerintah dalam upaya untuk mengurangi emisi global .
"Memang mereka tidak sengaja membuang dumping, tapi aturan kita memperbolehkan, jadi negara kita harus melakukan sesuatu memproteksi dirinya dengan menyetarakan minimum energy performance dengan mereka (negara produsen-red),” kata dia.
Saat ini SKEM Indonesia dinilainya masih relatif rendah jika dibandingkan dengan negara importir. Maka penyetaraan nilai SKEM dinilai penting untuk menekan praktik dumping di Indonesia.
Kelompok Sadar Hemat Energi (KSHE) juga terus mengkampanyekan Label Tanda Hemat Energi (LTHE) kepada masyarakat di seluruh Indonesia.
Kampanye tersebut dilakukan agar masyarakat sadar untuk tidak membeli peranti pendingin AC hanya karena pertimbangan harga yang murah dan daya listrik yang rendah saja, namun juga memperhatikan label tanda hemat energi yang ada dalam kemasan produk.
"Semakin tinggi bintang yang tertera di label, semakin hemat energi. Namun, harga jualnya relatif lebih mahal," ujarnya.(Ant)
0 Komentar
KPAI Dapati 1,14 Juta Anak Masih Jadi Pekerja Anak
Kasad Panen Raya Jagung dan Singkong di Lahan Ketahanan Pangan Kostrad Ciemas Sukabumi
Siap Galau Bareng Lyodra hingga Afgan di Pesona Nusantara NTV
Tokoh Adat Ungkap Kedekatan PLN dengan Masyarakat di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
PLN UIP Nusra Kembangkan Berbagai Sektor Potensial di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
Polda Metro Jaya Tangkap Kekasih Artis Tamara Tyasmara
Tanggul wulan Jebol, Jalur Pantura-kudus Terputus
Wakapolri Tegaskan Tidak Ada Instruksi Video Testimoni Rektor
AMIN Gelar Kampanye Akbar di JIS, Ini Tiga Lokasi Parkir Kendaraan
Leave a comment