Sahabat.com - Anggota Komisi E DPRD Provinsi DKI Sholikhah meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meningkatkan anggaran khusus penanganan stunting demi terjaminnya pertumbuhan pada anak di Ibu Kota.
"Misalnya dari sisi Dinas Kesehatan, anggaran khusus stunting harus ditingkatkan," kata Sholikhah saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Sholikhah menuturkan perlu adanya kinerja yang bersungguh-sungguh sehingga penanganan masalah tidak sektoral.
Menurut dia, pola penanganan dengan menitipkan anggaran Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Puskesmas perlu diubah lantaran Rukun Warga (RW) yang paling mengetahui persoalan yang dialami warga.
“Pemerintah DKI harus masukan penanganan stunting dalam program-program, karena ujung tongkat dari pemerintahan itu RT dan RW,” ujarnya.
Diharapkan dengan adanya anggaran khusus penanganan stunting ini bisa mengatasi permasalahan gizi secara masif dan menyeluruh.
“Titik stunting harus menjadi fokus kolaborasi antardinas dan terutama sebagai penanggung jawab Dinas Kesehatan," katanya.
Anggota Komisi E DPRD Provinsi DKI Jakarta juga Sutikno menuturkan permasalahan gizi di DKI Jakarta masih terhambat karena adanya ego sektoral antara Satuan dan Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD).
“Jadi langkah-langkahnya jajaran eksekutif jangan terlalu ego sektoral, harus terus bersatu padu antara dinas dan SKPD yang lain," tutur Sutikno.
Menanggapi hal itu, Asisten Kesejahteraan Rakyat (Askesra) Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi DKI Jakarta Widyastuti menyatakan, pihaknya siap melakukan sinergi lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terutama untuk pemerataan pemberian PMT.
“Jadi yang akan dikelompokkan fokus dalam penanganan stunting di Dinas Sosial ada, di Dinas Pendidikan ada dan Dinas Kesehatan itu sendiri,” kata Widyastuti.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati menambahkan, pihaknya terus menggencarkan pencegahan stunting atau tengkes kepada anak hingga ibu hamil.
Dalam pencegahan stunting, pihaknya sudah memberikan Tablet Tambah Darah (TTD) pada anak usia sekolah dan Antenatal Care (ANC) ibu hamil minimal enam kali per kehamilan.
Selanjutnya memonitor tumbuh kembang anak, melakukan imunisasi lengkap dan melakukan PMT penyuluhan di Posyandu (Pos pelayanan terpadu).
Disebutkan terdapat 39.793 balita di Jakarta dengan permasalahan gizi terdiri atas 5.753 balita kurang berat badan, 9.191 balita kurang gizi, 2.026 balita gizi buruk dan 22.823 balita stunting.
Berdasarkan data bantuan sosial di situs stunting.jakarta.go.id hingga Juli 2023 juga masih ada 39.793 balita tercatat memiliki permasalahan gizi.(Ant)
0 Komentar
KPAI Dapati 1,14 Juta Anak Masih Jadi Pekerja Anak
Kasad Panen Raya Jagung dan Singkong di Lahan Ketahanan Pangan Kostrad Ciemas Sukabumi
Siap Galau Bareng Lyodra hingga Afgan di Pesona Nusantara NTV
Tokoh Adat Ungkap Kedekatan PLN dengan Masyarakat di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
PLN UIP Nusra Kembangkan Berbagai Sektor Potensial di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
Polda Metro Jaya Tangkap Kekasih Artis Tamara Tyasmara
Tanggul wulan Jebol, Jalur Pantura-kudus Terputus
Wakapolri Tegaskan Tidak Ada Instruksi Video Testimoni Rektor
AMIN Gelar Kampanye Akbar di JIS, Ini Tiga Lokasi Parkir Kendaraan
Leave a comment