Membangun Optimisme Demi Bergeliatnya Pariwisata Kepri

04 Februari 2023 08:24
Penulis: Habieb Febriansyah, news
Vihara Dharma Sasana, vihara tertua di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri sekaligus menjadi objek wisata bagi wisatawan dalam dan luar negeri. (Ogen)

Sahabat.com - Optimisme menjadi sebuah mantra yang terus digaungkan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dalam upaya mengembalikan geliat sektor pariwisata di daerah setempat seiring meredanya pandemi COVID-19 serta dicabutnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Meredanya pandemi COVID-19 dan  pencabutan  PPKM dinilai menjadi angin segar bagi para pelaku industri pariwisata karena akan menunjang tingkat kunjungan wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara (wisman).

Pemprov Kepri melalui Dinas Pariwisata telah memasang target kunjungan wisman tahun ini di kisaran 1,5 hingga 2 juta orang. Angka yang realistis kalau berkaca dari jumlah kunjungan wisman Kepri sepanjang tahun 2022  sebanyak 700 ribu orang, atau naik  dibanding tahun 2021 yang hanya  sebanyak 3.103 orang.

Pergerakan positif kunjungan wisman tahun lalu tersebut tak lepas dari kebijakan pemerintah pusat dengan membuka kembali akses pelabuhan internasional rute Kepri-Singapura dan Kepri-Malaysia atau sebaliknya pada bulan Mei 2022. Sejak saat itu, kunjungan wisman ke Kepri perlahan naik yang sebelumnya nyaris tak ada wisman datang.  

Dunia pariwisata di Bumi Segantang Lada tersebut memang mengalami masa-masa kurang menggembirakan saat pandemi COVID-19  melanda Tanah Air di bulan Maret 2020.

Ketika penyebaran COVID-19 makin meluas, pemerintah langsung membatasi mobilitas masyarakat  sehingga berdampak terhadap menurunnya angka kunjungan wisman, khususnya ke Kepri.

Berdasarkan data BPS Kepri, jumlah kedatangan wisman tahun 2020 mencapai 408.005 orang, kemudian turun 99,24 persen menjadi 3.103 pada tahun 2021. Jika dilihat dari data sebelum adanya wabah COVID-19, angka kedatangan wisman Kepri mampu menembus 2,5 juta orang per tahun. Ini sekaligus menempatkan daerah perbatasan tersebut sebagai provinsi penyumbang kunjungan wisman terbesar ketiga nasional setelah Bali dan Jakarta.

Kearifan lokal

Mengawali tahun 2023, Dinas Pariwisata (Dispar) Kepri sudah menyiapkan beberapa strategi  guna memantik pemulihan industri wisata agar kembali terang setelah terpuruk dihantam pandemi COVID-19, salah satunya menyusun kalendar kegiatan pariwisata 2023.

Hingga 30 Desember 2023, tak kurang dari 147 usulan kalendar kegiatan pariwisata unggulan yang ditampung dari tujuh pemerintahan kabupaten/kota setempat. Jumlah tersebut bisa saja bertambah, karena secara resmi belum diluncurkan ke publik.

Agenda pariwisata Kepri tahun ini masih mengandalkan kearifan lokal untuk mendongkrak kedatangan wisman, di antaranya terdiri dari wisata alam dan budaya, wisata olahraga atau sport tourism, hingga wisata maritim. Kegiatan tersebut harus dibarengi dengan gebrakan yang luar biasa pula agar hasilnya maksimal.

Dari ratusan kelandar kegiatan pariwisata tersebut, ada dua agenda wisata di Kepri terpilih masuk ke dalam daftar kalendar Kharisma Event Nusantara (KEN) 2023 yang diluncurkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno), masing-masing Tanjungpinang Festival di Kota Tanjungpinang yang akan digelar pada pekan kedua bulan Agustus 2023,  kemudian Bintan Culture Festival di Kabupaten Bintan yang akan digelar pada bulan November 2023.

Kedua agenda wisata tersebut berhasil masuk KEN 2023 setelah melewati proses kurasi yang dilakukan Kemenparekraf pada November hingga Desember 2022. Proses ini dilakukan dengan melibatkan delapan ahli di bidangnya masing-masing.

Melalui KEN tahun ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dari agenda itu sendiri supaya menjadi daya tarik wisata, membuka peluang usaha, dan menggeliatkan ekonomi daerah.

KEN merupakan suatu strategi kolaborasi Kemenparekraf, pemerintah daerah, serta pemangku kepentingan. Tujuannya adalah untuk menaikkan citra pariwisata Indonesia dan penggerak kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Butuh dukungan

Untuk membangkitkan sektor industri pariwisata Kepri tahun 2023 membutuhkan dukungan serta kerja sama dari pemerintah dan semua pemangku kepentingan terkait.

Dukungan itu di antaranya diharapkan datang dari pemerintah pusat dari segi regulasi. Sebab, hal ini juga menjadi modal penting bagi Pemprov Kepri dan para pelaku industri pariwisata untuk mengembalikan geliat sektor wisata lokal.

Pasalnya, ada beberapa aturan pusat yang dinilai berpotensi menghambat kunjungan wisman Kepri tahun 2023 sehingga perlu dicarikan solusi. Contohnya, penerapan kebijakan wisman dikenai tarif visa kedatangan atau visa on arivval saat tiba ke Tanah Air. Keputusan ini dapat memberatkan sekaligus merugikan wisman, terutama bagi mereka hanya berkunjung selama satu atau dua hari di Kepri.

Selain itu, berkaitan dengan perubahan status Bandara Internasional Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang yang tertunda akibat pandemi COVID-19 juga perlu diusulkan kembali kepada pemerintah pusat.

Perubahan status bandara internasional itu sangat penting untuk membuka jalur penerbangan luar negeri ke Kepri atau sebaliknya, mengingat warga negara China dan India selama ini sangat mendominasi angka kunjungan wisman ke daerah tersebut.

Apalagi, berdasarkan informasi dari pengelola Bintan Resort Cakrawala (BRS), tahun ini akan ada sekitar 400 ribu wisman China datang berlibur ke kawasan wisata Lagoi, Kabupaten Bintan, sehingga diperlukan penerbangan langsung dari China ke Pulau Bintan, melalui Bandara RHF Tanjungpinang.

Di sisi lain, Kepri patut berterima kasih kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Hukum dan HAM karena telah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk meningkatkan kunjungan wisman. Salah satunya, penerapan Second Home Visa atau visa rumah kedua bagi Warga Negara Asing (WNA) untuk kegiatan investor, wisatawan, hingga wisatawan lanjut usia/pensiunan dengan masa tinggal di Indonesia selama 5 sampai 10 tahun.

Kemenkumham melalui Imigrasi membangun "jalan tol"  untuk memudahkan masuknya wisman, global talent, pebisnis, dan investor global dengan kebijakan Second Home Visa.

Ada beberapa pertimbangan yang menjadi alasan peluncuran berlakunya kebijakan Second Home Visa di Kepri. Pertama, Imigrasi ingin memberikan stimulan pengembangan sektor kepariwisataan, bisnis dan investasi di wilayah tersebut. Kedua, jumlah kunjungan wisatawan Kepri terbesar sejak 2021 hingga sekarang adalah wisman asal Singapura. Wilayah Kepri secara geografis juga berbatasan langsung dengan Singapura maupun Malaysia.

Peluncuran berlakunya kebijakan ini juga dalam rangka memberikan apresiasi dan fasilitas layanan keimigrasian serta kemudahan-kemudahannya. Ke depan kolaborasi lintas pemerintah daerah, pemerintah pusat serta pelaku industri pariwisata harus terus ditingkatkan dalam rangka memajukan pariwisata sebagai salah satu penyumbang pendapatan asli daerah (PAD) hingga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Melalui sinergi dan kolaborasi yang baik dari berbagai pemangku kepentingan maka slogan "Pariwisata Bangkit, Ekonomi Pulih"  diyakini akan dapat benar-benar terwujud pasca pandemi COVID-19.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment