Sahabat.com - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur menargetkan angka stunting atau tengkes di wilayah tersebut nol persen atau "zero stunting" pada tahun 2024.
"Target kita 2024 'zero stunting'. Saat ini untuk Jakarta Timur masih 14,4 persen, jadi kita harus menurunkan sampai nol persen di 2024," kata Wakil Wali Kota Jakarta Timur Iin Mutmainah saat memimpin rapat koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Administrasi Jakarta Timur di Ruang Rapat IV Kantor Wali Kota Jaktim, Senin.
Secara umum untuk di Provinsi DKI Jakarta, menurut dia, Jakarta Timur masih di bawah angka DKI yang mencapai 14,8 persen. Namun demikian, pihaknya harus semangat sampai "zero stunting".
Iin menyebutkan, dalam rapat koordinasi itu ditemukan masih ada beberapa kecamatan mengalami peningkatan kasus stunting. Namun beberapa lainnya justru mengalami penurunan.
Seperti di Kecamatan Jatinegara mengalami penurunan, khususnya pada Kelurahan Balimester mengalami "zero stunting" (tidak ada kasus stunting).
"Masing-masing kecamatan memiliki inovasi dalam upaya percepatan penurunan stunting. Dari data tersebut, memang beragam, secara permasalahan, dinamikanya," katanya.
Dari 10 kecamatan yang terbaik Jatinegara, Kelurahan Balimester sudah 'zero stunting'. "Ini menjadi contoh baik buat teman-teman wilayah yang lain," kata Iin menegaskan.
Menurut dia, perlu adanya intervensi lebih jauh dalam mendata anak-anak yang terindikasi kurang gizi, gizi buruk dan stunting.
"Diperlukan juga audit stunting guna mencapai target nasional di tahun 2024, yakni nol stunting," katanya.
Pemerintah Kota Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) juga melibatkan seluruh elemen masyarakat melalui pola kerja sama dan kolaborasi untuk mengatasi stunting, terutama terkait pemberian makanan tambahan kepada balita.
"Arahan Pak Gubernur untuk pencegahan setiap anak balita diberikan satu butir telur per hari. Untuk itu kita perlu melibatkan seluruh komponen masyarakat agar program berhasil," kata Wali Kota Jaktim Muhammad Anwar, Rabu (26/7).
Menurut Anwar, penanganan stunting harus dilakukan sejak awal atau dari hulu untuk pencegahan. Ini dilakukan ketika kondisi berat badan balita mulai turun, tinggi badan kurang dan mulai mengalami gizi buruk.(Ant)
0 Komentar
KPAI Dapati 1,14 Juta Anak Masih Jadi Pekerja Anak
Kasad Panen Raya Jagung dan Singkong di Lahan Ketahanan Pangan Kostrad Ciemas Sukabumi
Siap Galau Bareng Lyodra hingga Afgan di Pesona Nusantara NTV
Tokoh Adat Ungkap Kedekatan PLN dengan Masyarakat di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
PLN UIP Nusra Kembangkan Berbagai Sektor Potensial di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
Polda Metro Jaya Tangkap Kekasih Artis Tamara Tyasmara
Tanggul wulan Jebol, Jalur Pantura-kudus Terputus
Wakapolri Tegaskan Tidak Ada Instruksi Video Testimoni Rektor
AMIN Gelar Kampanye Akbar di JIS, Ini Tiga Lokasi Parkir Kendaraan
Leave a comment