Pemkot Mataram Libatkan Dunia Usaha Tangani Kasus "Stunting"

21 September 2023 08:01
Penulis: Habieb Febriansyah, news
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kota Mataram HM Carnoto: (ANTARA/Nirkomala)

Sahabat.com - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, melibatkan pihak swasta dan dunia usaha dalam upaya percepatan penanganan kasus balita "stunting" atau kerdil agar target penurunan kasus "stunting" menjadi 14 persen akhir 2023 bisa tercapai.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kota Mataram HM Carnoto di Mataram, Kamis mengatakan pelibatan dunia usaha dalam penanganan "stunting" sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap kesehatan balita di lingkungan sekitar.

"Sebagai ibu kota provinsi, kita punya banyak pelaku usaha termasuk retail modern. Mereka bisa kita ajak berpartisipasi memberikan bantuan melalui program CSR (corporate social responsibility) atau tanggung jawab sosial perusahaan," katanya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram menyebutkan, kasus "stunting" di Kota Mataram dari hasil penimbangan bulan Agustus 2023 terjadi penurunan dari 15,6 persen atau 3.999 balita menjadi 14,7 persen atau 3.732 balita stunting.

Dengan demikian, lanjutnya, perlu dilakukan upaya percepatan penanganan stunting agar target 14 persen bisa tercapai sampai akhir tahun 2023.

Karena itu untuk mencapai target yang telah ditetapkan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan dengan Dinas Perdagangan dan Ketua Forum CSR dunia usaha di Kota Mataram.

"Kami akan bertemu untuk menyiapkan konsep program serta kontribusi dunia usaha mendukung upaya percepatan penurunan kasus balita stunting di Mataram," katanya.

Menurut dia salah satu pihak swasta yang sudah mulai ikut mendukung program penurunan kasus balita stunting di Kota Mataram adalah Bank NTB Syariah.

Pihak Bank NTB Syariah mulai per 1 September 2023, sudah memberikan bantuan sebanyak 50.000 butir telur kepada 3.732 balita stunting. Dengan ketentuan, telur diberikan kepada anak sebanyak 2 butir per hari selama 90 hari.

Hanya saja, katanya, untuk memastikan telur tersebut dikonsumsi balita stunting maka bantuan telur diberikan per dua minggu tidak sekaligus.

"Telur yang diberikan ke balita stunting adalah telur yang masih segar atau baru keluar dari kandang ayam, sehingga kualitas bisa terjamin," katanya.

Diharapkan, dengan adanya kepedulian dari pihak swasta dan dunia usaha di Kota Mataram terhadap kasus balita stunting, dapat mendukung capaian target penurunan stunting di Kota Mataram besar 14 persen atau bahkan di bawah itu.(Ant)

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment