Sahabat.com - Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Selatan hingga saat ini belum menemukan kasus difteri di daerah itu.
"Hingga saat ini di wilayah Jakarta Selatan belum ditemukan kasus difteri. Untuk itu, imunisasi dasar wajib balita terus kita gencarkan," kata Yudi Dimyati Kepala Suku Dinas (Kasudin) Kesehatan Jakarta Selatan, saat dihubungi ANTARA, Rabu.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebelumnya, mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi difteri secara lengkap guna meminimalisasi gejala ditimbulkan difteri karena sedang marak di Indonesia seperti di Malang dan Garut.
Yudi Dimyati melanjutkan, bahwa cakupan imunisasi dasar wajib pada balita hingga September sudah mencapai 76 persen atau sebanyak 26.531 balita.
"Sampai September sudah 76 persen atau 26.531, kita menargetkan hingga akhir tahun ini 33.990 atau 95 persen dari total balita sebanyak 35.779 di Jakarta Selatan telah imunisasi," kata dia.
Dia mengatakan, jika terdapat kasus difteri di wilayah Jakarta Selatan maka pihaknya akan memberikan imunisasi difteri di luar imunisasi dasar dan lanjutan kepada kontak erat dari pasien positif.
Selain imunisasi, kontak erat juga akan mendapatkan obat profilaksis.
Untuk mendorong capaian angka imunisasi dasar, kata dia, Sudinkes Jakarta Selatan terus menggencarkan pelaksanaan imunisasi di posyandu dan puskesmas, mengedukasi rumah ke rumah orang tua yang memiliki balita dibantu oleh kader kesehatan dan kerja sama dengan lurah, pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK), dan tokoh masyarakat.
"Itu untuk menggerakkan masyarakat membawa balita datang ke posyandu atau puskesmas agar terus dilakukan," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat melakukan vaksinasi difteri secara lengkap guna meminimalisasi gejala ditimbulkan difteri karena sedang marak di Indonesia, seperti di Malang dan Garut.
Kemenkes juga mengimbau penyakit difteri patut diwaspadai lantaran seseorang yang sehat dan tidak bergejala juga bisa menjadi pembawa bakteri difteri dan menularkan kepada orang lain.
Vaksinasi harus dilakukan oleh mayoritas orang dalam satu kelompok tertentu, guna menciptakan kekebalan kelompok.
Oleh karena itu, Kemenkes meminta masyarakat melakukan vaksinasi difteri sebagai langkah pencegahan pertama.
Setidaknya, vaksin difteri diberikan beberapa kali, masing-masing kepada bayi usia dua, tiga dan empat bulan, usia balita (18 bulan), saat menginjak kelas dua dan lima sekolah dasar (SD), serta vaksin penguat atau tambahan pada perempuan dengan usia produktif (15-39 tahun).
Vaksinasi difteri, salah satu di antara 15 jenis imunisasi yang gratis diberikan pemerintah kepada seluruh anak Indonesia guna mencegah penyakit pada masa mendatang.(Ant)
0 Komentar
KPAI Dapati 1,14 Juta Anak Masih Jadi Pekerja Anak
Kasad Panen Raya Jagung dan Singkong di Lahan Ketahanan Pangan Kostrad Ciemas Sukabumi
Siap Galau Bareng Lyodra hingga Afgan di Pesona Nusantara NTV
Tokoh Adat Ungkap Kedekatan PLN dengan Masyarakat di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
PLN UIP Nusra Kembangkan Berbagai Sektor Potensial di Sekitar Kawasan Pengembangan PLTP Ulumbu
Polda Metro Jaya Tangkap Kekasih Artis Tamara Tyasmara
Tanggul wulan Jebol, Jalur Pantura-kudus Terputus
Wakapolri Tegaskan Tidak Ada Instruksi Video Testimoni Rektor
AMIN Gelar Kampanye Akbar di JIS, Ini Tiga Lokasi Parkir Kendaraan
Leave a comment