Wagub Taj Yasin Minta Duta Muslimah Preneur Ikut Promosikan Wisata Halal

10 Juni 2023 03:23
Penulis: Adiantoro, news
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah (Jateng) Taj Yasin Maimoen membuka Grand Final Duta Muslimah Preneur, di Taman Indonesia Kaya, Kota Semarang, pada Jumat (9/6/2023) malam. (Istimewa/jatengprov.go.id)

Sahabat.com - Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah (Jateng) Taj Yasin Maimoen membuka Grand Final Duta Muslimah Preneur, di Taman Indonesia Kaya, Kota Semarang, pada Jumat (9/6/2023) malam.

Dari total 30 peserta, 10 di antaranya masuk ke babak final. Dia meminta kepada seluruh finalis, agar getol mempromosikan pariwisata halal. Bukan hanya di lingkup Jawa Tengah, tetapi juga Indonesia.

"Saya mohon kepada para finalis Duta Muslimah Preneur untuk getol mempromosikan potensi-potensi wisata halalnya, potensi-potensi wisata yang berbasis muslimah di Indonesia, bukan hanya di Jawa Tengah," ujar Wagub Taj Yasin, seperti dilansir dari laman Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (10/6/2023).

Promosi wisata halal, ungkap dia, harus terus digencarkan sejalan dengan tren masyarakat yang mulai banyak memilih gaya hidup halal. Tidak hanya masyarakat dalam negeri yang memilih gaya hidup halal ini, tetapi juga masyarakat luar negeri.

"Kalau kita bicara tentang ekonomi muslimah, tentu beragam produk, utamanya adalah fesyen, ini yang saat ini banyak dilirik oleh negara-negara maju. Amerika, Eropa, bahkan Timur Tengah saat ini juga mulai memodifikasi fesyen-fesyennya yang ala muslimah," imbuhnya.

Dia mengaku bangga karena produk-produk halal Indonesia, kini banyak yang sudah dipasarkan di luar negeri. Salah satunya di Timur Tengah.

Sementara mengenai kiprah pengusaha muslimah, kata Gus Yasin, sapaan akrab, sebenarnya korelasinya tidak hanya terbatas pada persoalan ekonomi. Tetapi juga berkolerasi dengan pendidikan, pemberdayaan, dan menekan angka kekerasan terhadap perempuan.

Ketika perempuan berdaya secara ekonomi, terang Gus Yasin, maka anggapan bahwa perempuan hanya sebagai beban keluarga, menjadi berkurang, bahkan hilang. "Saat perempuan dinilai tidak menjadi beban, maka potensi perempuan mendapatkan kekerasan juga berkurang," tukasnya. 

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment