Bashar Al-Assad Sambut Baik Keputusan Rusia Bangun Pangkalan Militer di Suriah

17 Maret 2023 01:01
Penulis: Adiantoro, news
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden Suriah Bashar Al-Assad di Kremlin di Moskow, Rusia, 15 Maret 2023. (Sputnik/Vladimir Gerdo/Pool via Reuters)

Sahabat.com - Presiden Suriah Bashar Al-Assad mengatakan dia menyambut baik keputusan Rusia untuk mendirikan pangkalan militer baru dan meningkatkan jumlah pasukan di Suriah.

Melansir Middle East Monitor, Jumat (17/3/2023), Assad bahkan menyarankan kehadiran militer Rusia di negara Timur Tengah itu harus menjadi permanen.

Saat Rusia turut campur tangan dalam Perang Saudara Suriah pada 2015, hal itu membantu memberi keseimbangan yang menguntungkan Assad. Peran Rusia memastikan kelangsungan hidup pemimpin Suriah, meskipun ada tuntutan Barat agar dia digulingkan.

Assad, yang bertemu dengan Presiden Vladimir Putin di Kremlin pada Rabu (15/3/2023), telah mendukung perang Rusia di Ukraina. Dia mengatakan kepada kantor berita Rusia, RIA, di mana Damaskus mengakui wilayah yang diklaim oleh Rusia di Ukraina.

Suriah, sebut Assad, akan menyambut setiap keputusan Rusia untuk mendirikan pangkalan militer baru dan meningkatkan jumlah pasukan Rusia. Dia juga menyebut jika hal itu tidak perlu bersifat sementara.

"Kami pikir memperluas kehadiran Rusia di Suriah adalah hal yang baik," ucap Assad kepada RIA dalam sebuah wawancara.

"Kami meyakini jika Rusia memiliki keinginan untuk memperluas pangkalan atau menambah jumlah mereka, itu adalah masalah teknis atau logistik," lanjut Assad.

Tahun-tahun Assad sebagai presiden telah ditentukan oleh konflik yang dimulai pada 2011 dengan protes damai sebelum berubah menjadi konflik multi-sisi yang telah memecah belah negara Timur Tengah dan menarik teman dan musuh asing.

Dia telah menyatukan kembali sebagian besar negaranya dengan bantuan Rusia dan Iran, dibantu oleh fakta jika sekutunya selalu lebih berkomitmen untuk kelangsungan hidupnya daripada musuh-musuhnya terhadap kekalahannya.

Di samping pangkalan udara Hmeimim, tempat Rusia melancarkan serangan udara untuk mendukung Assad, Moskow juga mengendalikan fasilitas Angkatan Laut Tartus di Suriah, satu-satunya pijakan angkatan laut di Mediterania, yang digunakan sejak zaman Uni Soviet.

Pada Januari, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, Rusia dan Suriah telah memulihkan pangkalan udara militer Al-Jarrah di utara Suriah untuk digunakan bersama. Pangkalan kecil di timur Aleppo direbut kembali dari pejuang ISIS pada 2017.

Di Moskow, Assad berterima kasih kepada Putin atas bantuan yang diberikan Rusia kepada Suriah setelah gempa bumi dahsyat dan memuji kepala Kremlin atas dukungannya terhadap persatuan Suriah. 

Menurut Assad, Suriah berdiri di samping Rusia dalam masalah Ukraina. "Karena ini adalah kunjungan pertama saya sejak dimulainya operasi militer khusus di Ukraina, saya ingin mengulangi posisi Suriah dalam mendukung operasi khusus ini," kata Assad kepada Putin, menurut transkrip Kremlin.

Sebagai bagian dari dukungan itu, Assad menekankan pengakuannya atas wilayah Ukraina yang ditaklukkan oleh pasukan Rusia, yakni kira-kira seperlima wilayah Ukraina merupakan wilayah Rusia. 

"Saya mengatakan ini adalah wilayah Rusia, dan bahkan jika perang tidak terjadi, ini adalah wilayah Rusia secara historis," tukas Assad kepada RIA.

 

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment