Sahabat.com - Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan Israel berhenti membunuh perempuan dan bayi di Gaza.
Pada Jumat (10/11/2023) di Istana Élysée, Macron menegaskan tidak ada justifikasi untuk mengebom Gaza.
Sebab, akibat pengeboman yang dilakukan, Macron melihat banyak korban warga sipil Palestina seperti perempuan dan bayi yang menjadi korban. "Kami mendesak mereka untuk menghentikan pemboman," kata Macron dikutip dari BBC, Sabtu (11/11/2023).
Dia juga mengungkapkan, gencatan senjata bakal menguntungkan Israel. "Kesimpulan yang jelas dari semua pemerintah dan lembaga yang hadir pada pertemuan puncak itu adalah tidak ada solusi lain selain jeda kemanusiaan, menuju perdamaian, gencatan senjata, yang akan memungkinkan (kita) untuk melindungi semua warga sipil," ungkapnya.
Baca Juga: Israel: Dalang Serangan Hamas 7 Oktober dalam Posisi Terkepung
"Secara de facto, saat ini warga sipil dibombardir. Bayi-bayi, perempuan-perempuan, serta orang-orang tua dibombardir dan dibunuh. Jadi tidak ada alasan untuk itu dan tidak ada legitimasi. Jadi kami mendesak Israel untuk berhenti," tambah Macron.
Kendati demikian, dia menegaskan Prancis mengutuk aksi terorisme dari Hamas. Prancis, beserta sekutu Israel lainnya, Amerika Serikat (AS), dan Inggris, serta beberapa negara barat lainnya, menetapkan Hamas sebagai teroris.
Ketika ditanya apakah dia ingin para pemimpin lain, termasuk AS dan Inggris turut serta dalam seruannya untuk melakukan gencatan senjata, Macron menjawab, "Saya harap mereka akan melakukannya."
0 Komentar
Komitmen Cikarang Listrindo Terhadap Keberlanjutan Aspek Lingkungan
Krisis Kemanusiaan Menghantam 3 Juta Anak di Republik Afrika Tengah
300 Ribu Anak Mengungsi, Dampak Kekerasan Geng Haiti
Ditjen Imigrasi Tetapkan Wilayah Koordinasi bagi Petugas Imigrasi di Perwakilan RI
Meninggal Dunia, Pria Tergemuk di Inggris Dievakuasi 6 Unit Damkar
Diserang Ransomware, 18 Rumah Sakit di Rumania Lumpuh
Leave a comment