Iran Murka Petinggi Militernya Dibunuh Israel, Rilis Video Pembunuhan Netanyahu

27 Desember 2023 20:05
Penulis: Ramses Manurung, news
Bendera Iran/ist

Sahabat.com-Iran bersumpah akan melakukan pembalasan terhadap Israel karena membunuh Sayyed Razi Mousavi, seorang penasihat senior Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) di Suriah. Iran mengancam akan menghabisi nyawa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.  

Bahkan Iran pada Selasa, (26/12/2023) merilis video animasi yang menggambarkan pembunuhan Netanyahu.

Diketahui Sayyed Razi Mousavi terbunuh oleh serangan udara Israel di dekat ibu kota Damaskus, pada Senin, (25/12/2023). Mousavi digambarkan sebagai salah satu pejabat IRGC yang paling lama menjabat di Suriah dan kepala koordinator aliansi militer Iran dengan negara tersebut. 

Israel sendiri secara terang-terangan menyatakan serangan yang dilancarkan ke wilayah Suriah terfokus pada sasaran yang berafiliasi dengan Iran. 

Israel juga meningkatkan frekuensi serangan pasca serangan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan sekira 1.200 warga Israel. IRGC menyalahkan Israel atas serangan tersebut.

Baca juga: Warga Perbatasan Lebanon Tetap Rayakan Natal, Tak Peduli dengan Rudal Israel

Juru Bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari menegaskan militer Israel mempunyai tugas untuk melindungi kepentingan keamanan negaranya.

“Militer Israel jelas mempunyai tugas untuk melindungi kepentingan keamanan Israel,” kata Daniel Hagari. 

Militer Iran membalas tanggapan Israel dengan sebuah pernyataan tegas dari Garda Revolusi (IRGC) yang memperingatkan bahwa "rezim Zionis yang perampas kekuasaan dan biadab akan membayar kejahatan ini."

Pada Selasa, badan militer tersebut mengeluarkan peringatan lain kepada Israel, kali ini dalam bentuk video animasi kasar yang menggambarkan pembunuhan Perdana Menteri Netanyahu dalam sebuah ledakan di pusat komando Israel.

Dalam pernyataan mengenai kematian Mousavi, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan bahwa Israel "pasti akan menanggung akibatnya" dan menyebut kematian penasihat senior tersebut sebagai "tanda frustrasi dan kelemahan rezim Zionis di kawasan."

 

 

 

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment