Sahabat.com - Jepang memberlakukan larangan terhadap peneliti China dan Rusia di lembaga ilmiah badan antariksa Institute of Space and Astronautical Science (ISAS), menurut Kyodo News pada Jumat (24/3/2023).
"ISAS menetapkan standar baru untuk menerima peneliti dan mahasiswa asing yang mulai berlaku pada September tahun lalu," kata sumber yang tidak disebutkan namanya dalam laporan tersebut, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Sabtu (25/3/2023).
Kyodo News menyebutkan langkah ISAS yakni untuk melindungi informasi teknologi sensitif yang dapat digunakan untuk tujuan militer. Mereka yang berasal dari Korea Utara (Korut), Iran, Irak, dan Belarus sebelumnya dilarang menjalani pemeriksaan untuk memasuki ISAS.
Namun hingga kini peneliti yang berasal dari China, India, dan anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tunduk pada pengecualian tertentu.
"Langkah itu dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk mencegah teknologi yang digunakan dalam satelit dan roket diakses oleh badan asing yang mengembangkan senjata pemusnah massal," sebut laporan itu.
Sementara Japan Aerospace Exploration Agency, yang memiliki ISAS, menolak mengomentari masalah tersebut.
0 Komentar
Komitmen Cikarang Listrindo Terhadap Keberlanjutan Aspek Lingkungan
Krisis Kemanusiaan Menghantam 3 Juta Anak di Republik Afrika Tengah
300 Ribu Anak Mengungsi, Dampak Kekerasan Geng Haiti
Ditjen Imigrasi Tetapkan Wilayah Koordinasi bagi Petugas Imigrasi di Perwakilan RI
Meninggal Dunia, Pria Tergemuk di Inggris Dievakuasi 6 Unit Damkar
Diserang Ransomware, 18 Rumah Sakit di Rumania Lumpuh
Leave a comment